Sabtu, 31 Juli 2010

Subuh yang saling mengikat ...

Bismillahirohmaanirrohim,

Karena kejadian subuh, jam 4 pagi buta di Pesantren Sahid memberi sinyal dan ingatan kuat di kepala saya untuk selanjutnya.
"Kum...Kum...!!!" Begitu teriak para murobbi terdengar di keheningan subuh, bergema bersamaan dengan sirene nyaring yg saling susul menyusul, itulah irama subuh yang membuat pikiran para santri terus di install layaknya sebuah Updating software terbaru.

Sebuah generasi yang sedang tumbuh, dan tunas tunas itu sedang di karantina dan di semai dan di vacum dalam sebuah ruangan inkubasi yang steeril, ruangan yang terbaik bagi tumbuh dan berkembangnya biji agar kuat dan siap menjadi pohon baru yang kuat, akarnya menancap kuat ke bumi, dahan daun dan rantingnya menjulang tinggi ke arah sang surya, buah nya memberikan manfaat untuk ummat.

Semua berawal dari subuh yang mengikat jiwa-jiwa mereka, subuh yg akhirnya juga mengikat pikiran bawah sadar kami, tentang perlu nya membentuk mimpi baru kami...mimpi kuat yang seharusnya kami ciptakan demi cita2 para orang2 terbaik sebelum kami, Insya Allah.

Bukankan Sang kanjeng Nabi mengatakan, sholat 2 rakaat sebelum subuh, jauh lebih baik dari dunia dan isinya, dg begitu..mereka sudah mendapatkan dunia dan isinya, sebelum mereka sadar bahkan untuk membuat mimpi2nya...subhanallah.

Rabb..segala puji untukMu..atas nikmat yg diberikan ini, dan Nikmat subuh yg mengikat ini menjadi bukti bahwa nikmat iman yg jauh lebih besar, adalah anugrah yg terindah di dunia yg fana ini...

Salam, RM

Minggu, 25 Juli 2010

Anaku bertanya tentang mimpi Ayah nya...

Bismillahirohmaanirohim,

Kemarin saat saya menjalin komunikasi yg effektif dg Sayyid di Pamulang, ada pertanyaan yg menggelitik untukku "Papah cita cita nya apa pah...??" Sebuah pertanyaan jujur dan berani dari seorang anak, pikirku...bukan hanya karena seharusnya hal itu yang saya tanyakan padanya, namun pertanyaan itu adalah kunci menuju apa yg akhirnya kita lakukan.
Jawabanku tentang pertanyaan nya tidak begitu penting, krn dia pun akan meng copy paste jawaban itu seandainya apa yg menjadi cita-cita nya belum juga ditemukan...apalagi saat ini Ayahnya pun harus meretas mimpi-mimpi baru untuk membentuk cita-cita yg di idam2 kan nya. "Architec, jawab saya..." Namun proses meraih mimpi dan cita2 tsb belum sekuat dari yg seharusnya dilakukan, apalagi kami saat ini sedang mengajarkan dan melatih anak2 kami menemukan mimpi2 nya.

Jawaban terbaikku, semestinya menjelaskan bahwa Ayahnya saat inipun sedang berjuang menemukan kembali cita2 terdalam dalam kehidupan nya, "Papah sebenarnya ingin jadi guru...!" Jawabku lirih, namun spontan Sayyid berujar "Jadi guru penghasilannya sedikit pah..!" Sebuah statement yang sama, yg saya lakukan 26 th lalu, saat saya keluar dari MTsN dan masuk ke SMAN73, sebuah lompatan berani saat itu pikirku...
Sebuah Cita-cita menjadi seorang Insinyur Teknik, yg memiliki kapasitas memimpin sebuah project besar, dg nilai dan hasil yg optimal.

Mimpi dan cita2 itu ternyata belum sepenuhnya tercapai,dan waktu masih memberikan kesempatan kedua bagi saya sebagai seorang Ayah untuk bisa dijadikan Raw Model didalam kehidupan kami kedepan...15 tahun adalah masa yg panjang, dilihat dari 15 th ke belakang..manakala saya mencoba membentuk cita-cita dan mimpi baru, untuk membentuk "Keluarga Sakinah"..dan Alhamdulillah sudah diberikan amanah itu..4 orang anak yg lucu2 dan Indah adalah amanah terindah yg pernah ada.
"Papah sudah mendapatkan mimpi papah dulu..menerima amanah kamu ber 4 sbg seorang anak...!!" Jawab saya tegas, sayyid terdiam.

Dalam hati kecilku, bergejolak hebat manakala saya harus membentuk mimpi dan cita-cita baru kami, sebagai Raw model kehidupan keluarga kecil kami, sebagai raw model keluarga besar Bu Hj. Sulatimah & Alm. Hj. Kasiran.. Dan P Edy & Bu Aah...semuanya.
Menjadi Raw Model dan Imam..agar mereka bisa berbuat jauh lebih baik, dari apa yg aku sudah lakukan.

Insya Allah, mimpi & cita2 kami (sy harus mengikut serta kan Santy sbg pasangan hidup kami), memberi berkah baru yang lebih baik lagi, untuk semua nya..amin.
Salam, RM

Kamis, 22 Juli 2010

Bunga plastik Kehidupan

Bismillahirrohmaanirohim,

Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan bunga plastik yang daun2 nya bergoyang dinamis ini, banyak diperjualkan di trotoar jalan di perempatan lampu merah di jantung Ibukota, Jakarta. Sampai pada suatu ketika Sulthan, anakku yg berusia 3 th jalan berkata "Pah bunga nya gerak kl di dekatkan di lampu loch..", aku sadar bahwa design ini tidak sesederhana dari sebelumnya yg saya bayangkan.

Sel Surya ditanamkan dalam design pembuatan bunga plastik ini, sel surya lah yg menjadi batteray kehidupan bunga plastik ini. Layaknya kehidupan yg dinamis dengan pergerakan nya, terpaksa saya harus memajang bunga plastik yg tadinya saya remehkan ini, tepat didepan wajahku bila sedang berkendaraan di jalan, itupun atas desakan si melankolis, putri. Sebuah keterpaksaan yang memberi berkah pikirku..

Kenapa saya pikir bisa memberi berkah? Ternyata sederhana. Dalam mengisi waktu luangku yg +/- 2-3 jam sehari berkendaraan, maka teman yg berdetak didalam kesunyian (sudah bosen denger radio & musik nih...) Layaknya menemani detak jantungku saat menunggu & rileks di "teman setia-Terios ku" bunga plastik ini menyadarkan kembali pentingnya terus bergerak secara konsisten...sebuah benda plastik yg mengajarkan diri saya, bahwa inilah hakikat kehidupan sesungguhnya.

Kita memerlukan Batteray di dalam kehidupan, BB saya kemarin drop 1/2 hari saja rasanya blank jiwa relationship sy dengan dunia luar, sms-email-call dll terputus... Itu artinya tertutup dg lingkungan.

Batteray ada didalam bunga plastik dalam bentuk sel surya berukuran 1 X 3 cm yang dipasang persis didepan bagian atas dari pot bunga plastik tsb. Kalau bunga asli saja sedang berdzikir dan bergerak dinamis dg sunnah nya, maka bunga plastik ini pasti sedang mengejekku dengan sindiran nya "Mana dzikirmu kepada Sang pemberi kehidupan, kepada Sang Pemberi Rahmat.., aku saja sebagai bunga Plastik, bergerak dan berbuat layak nya mahluk yg Dia Ciptakan, anda sebagai Makhluk yg di Ciptakan dengan Sangat2 sempurna, kadang tak tahu diri..!!!"

Ah... Ternyata bunga plastik ini memang berkah untukku...

Thanks Sulthan & Putri.

Senin, 19 Juli 2010

Negeri 5 Menara, Negeri Impian seorang anak...

Bismillahirrohmaanirohim,

Novel N5M belum sempat saya beli dan saya baca, namun sinopsis dan endorsement ttg Novel tersebut sering membuat saya penasaran untuk mencarinya nanti ... minimal sebagai hadiah untuk Sayyid yang saat ini sedang mondok di pesantren.

Sebuah Mimpi yang menjadi kenyataan, itu mungkin intisari yang bisa disimpulkan dari kisah ini.
Mimpi yang harus di tanamkan kuat di alam bawah sadar kita semua, apabila kita ingin menggapainya, dan jalan nya adalah " Man Jadda Waa Jadda" - Siapa yang bersungguh sungguh, maka akan mendapatkan apa yang di mimpikan itu.

Masa kanak kanak kita, ibarat masa yang paling indah dan penuh dengan impian... cita-cita dan impian layaknya sebuah skenario yang mudah untuk di ingat dan tertanam kuat ke dalam alam bawah sadar kita, Hambatan yang dihadapi pada masa kanak2 ibarat sebuah tantangan yang menyenangkan untuk dihadapi... semua bermuara pada satu Passion, Bahagia dan Senang.

Di era Golden Age tersebut, adalah penting di berikan inputan,latihan dan masukan tentang segala hal yang positif dan indah, agar potensi dan kapasitas nalar dan emosi nya menemukan titik kritis maksimal, guna terbentuknya pribadi yang kuat.

Insya Allah Novel ini akan bermanfaat..
Salam,
RM

Minggu, 18 Juli 2010

Hasil awal yang memuaskan....Alhamdulillah

Bismillahirohmaanirohim,

"Papah, aku juara II di Pesantren, untuk lomba menyimpulkan sebuah Film.." sebuah pencapaian yang memuaskan dalam periode 10 hari pertama dia di Pesantren Sahid, minimal ini sebuah modal untuk eksistensi dia dalam kegiatan sosial di lingkungan pesantren nya (self estem nya).

Alhamdulillah, apa yang kami cita2 kan sebagai orang tua dalam periode pendek ini tercapai, dia sudah bisa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dimana dia saat ini berada. Tinggal kami sebagai orang tua yang harus istiqomah dalam proses selanjutnya yang Insya Allah terus meningkat.

Saya harus memahami proses Masa Remaja anak2 kami, khususnya untuk Arika (yg sudah lebih dahulu memasuki masa remaja awal). Dan untuk kasus Sayyid, saya pikir dalam hal mental dan "jiwa kemandiriannya" untuk menjadi trend setter nya, untuk saudara2 nya yang "belum mau mondok".

Sebagai seorang Ayah, saya pun harus berani mengatakan bahwa, saya banyak belajar dengan keberadaan Sayyid di Pesantren saat ini, benar bahwa Orang tua belajar banyak tentang hidup dari sudut pandang sang Anak, dalam kaitan dengan bagaimana dia memahami dan belajar tentang kehidupan.

Dunia kalian, anak2 ku... akan berbeda dengan dunia kami saat kami remaja dahulu... awal tahun 70 an..dimana saat itu Indonesia sedang mengawali proses pembangunan dari sisi ekonomi, karena dinamika Politik Order Lama yang berakhir...Masa Remaja Ayahmu.. penuh dengan keterbatasan... dan alam lah yg banyak mengajarkan kami dengan kekayaan nya...masih ingat dalam pikiran bawah sadar kami, bahwa eksplorasi bermain kami diluar sekolah... adalah guru dan passion kami disaat masa remaja kami waktu itu, belum ada HP, belum ada Internet, belum ada telphone, tidak ada komputer dsb.

Dunia kalian.. adalah dunia yang sangat-sangat berbeda nanti nya anak2 ku... papah membayangkan kalian sudah tidak mengalami masalah dengan komunikasi nanti, dengan video confrence, tidak ada kendala dengan pertukaran informasi dan hal2 yang terkait dengan dunia data dan entaritainment (hiburan). Hanya satu hal yang papah inginkan... Pondasi kalian sudah sangat kuat dan kokoh untuk menghadapi era masa depan kalian yang akan penuh dengan Badai ujian dan Gemuruh Cobaan hidup.

Pondasi ibarat sebuah dasar bangunan yang sangat kokoh.... dengan tiang2 yang terpancang kuat didalam bumi...Pondasi kalian adalah akhlak dan kepribadian kalian... mental hidup kalian, dan pikiran bawah sadar kalian tentang kehidupan ini apa adanya.. semua tergantung apa yang anda rasakan dan apa yang anda pikirkan. Kesuksesan ibarat sebuah proses perjalanan yang takkan pernah berhenti sampai ajal menjemput, namun Kebahagiaan adalah pilihan hidup dalam menemani proses itu...Kalian harus memilih untuk selalu BAHAGIA... apapun yang kalian akan terima dalam kehidupan ini, dan itu semua bisa berjalan dengan menemukan konsep SYUKUR dalam menghadapi hidup ini...kalaupun kalian merasa sedih dan kecewa dg apa yang kalian terima saat ini, ingatlah bahwa SABAR adalah teman terbaik dalam kebahagian tersebut...

Islam, sebagai Dien... mengajarkan pondasi itu : SABAR dan SYUKUR.

Semoga anak2 ku, bisa secepat kilat memahami itu, dan mengamalkan nya dalam setiap langkah kehidupan kalian...

Doa' Ayah kalian menemani... Salam, RM

Jumat, 16 Juli 2010

Ayahku, Sang Murrobi

Bismillahirohmaanirrohim,

Murrobi, sang guru dalam tinjauan saya sebagai seorang lelaki muslim.
Kata Murrobi menjadi kata pertama dalam proses pembelajaran sayyid dalam kehidupan santri nya. Ternyata benar, saat anak2 kita belajar tentang kehidupan dan dinamika nya, maka seorang ayah akan belajar HIDUP dari sudut pandang itu.
"Maka hendaklah ada sebagian golongan diantaramu yang menyeru kepada Allah" adalah fardhu kifayah yang sangat mulia yang jelas2 ditujukan kepada kita sebagai makhluk, cukup sebagian... Karena yg sebagian itulah yang mempengaruhi ummat secara keseluruhan, itulah Sang Murrobi, guru, Ustadz dalam kehidupan itu sendiri.

Seorang guru adalah seorang yg di Gugu dan di tiru, manakala saya bercermin dengan kehidupanku, maka Ayahku almarhum..adalah Sang Murrobi bagi kehidupanku saat ini. Dialah yang menanamkan pondasi awal kehidupan kami, masih sangat kuat dalam pikiran bawah sadarku, pelukan hangat dengan ayunan Ayat2 suci Nya, adalah senjata pamungkas dalam menyelaraskan letupan emosi2 ku saat dimasa emas (Golden age, 5 th pertama kehidupanku).
"Sholat...!!" Itu aktifitas yang HARUS kami semua lakukan sebagai murtabi dan anak2 nya. Karena itulah pondasi dan tiang segala amal kata nya, dan itu menjadi mantera manakala kami menikmati masa2 bermain kami yang harus kami lewati akan bebas dan aman kami lalui, jika sholat sudah kami lakukan.

Dia dipanggil kehadiratNya, persis ketika dinamika kehidupan yang kami lalui menemukan titik kritis dalam perjalanannya, dan titik itu harus kami "lewati" dengan jauh lebih sabar, lebih kuat dan lebih optimal. Semua itu membutuhkan peran Sang Murrobi baru...Murtabi yang harus siap menjadi Murrobi.
Ada pesan pribadi yang harus kami selesaikan untuk Sang Murrobi...bahwa Silaturrahmi harus dilanjutkan dan jauh lebih dikuatkan dari yang pernah pernah dilakukan.. Minimal Silaturrahmi diantara kami sebagai keluarga.

Insya Allah,...

Kamis, 15 Juli 2010

Pesantren, Sayyid & cita-cita yang mulia.

Bismillahirrohmaanirrohim,

Baru seminggu Sayyid mondok di pesantren Sahid, relatif banyak sudah hikmah yg kami dapatkan..khususnya dalam penghayatan diri saya dan kehidupan saya thdp keluarga pada akhirnya.
Ini bermula akibat pengetahuan saya pribadi thdp dunia pesantren itu sendiri, maupun situasi sosial dari pesantren itu sendiri dalam membentuk calon didik, yg pada akhirnya mendapatkan kesimpulan bahwa masing2 pesantren pada akhirnya adalah "unik".

Si sanguinis Sayyid sedang memasuki masa transisi dan orientasi baru dengan dunia pesantren yg ada di Sahid. Mencoba menelaah cita cita sang pendiri (Pak Sukamdani) untuk mewujudkan amanah Sang Ayah (R.Sahid), maka menurut hemat saya sbg ayahnya, lingkungan yg diciptakan Sang Raja Hotel ini sangat ideal untuk jiwa nya, Sangunis koleris.
Insya Allah, masa itu harus dilewati selama 40 hari, agar habit sosial yg ada disana bisa menerima jiwa nya yg berpindah ke sesuatu yg baru. Time frame nya bertepatan dg masuk Ramadhan.

Muhammad Sayyid Haidar, adalah nama yg menjadi cita cita yang mulia, karena kita dilahirkan memang jadi pemimpin, namun seorang pemimpin yang ideal, adalah pemimpin yang berani. Khusus nya berani menegakkan kebenaran. Berani mengambil keputusan dalam siatuasi yg sulit, berani turun tangan sendiri, berani bertanggung jawab atas semua perbuatan yg dilakukannya, berani mengambil peran untuk dirinya, dan berani dalam semua hal yg pada umumnya ditakutkan orang.
Untuk mencapai apa yg di cita2 kan itu semua, maka diperlukan "wadah penggemblengan", termasuk sikap saya dlm mendukung cita2 tsb. Bagaimanapun sebuah prototype harus di created, dan malam ini saya hanya bisa bersandar pada Sang Maha Hidup, untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Minimal agar amanahMu, menjadi "penyejuk mata hati kami sbg orang yg dititipiNya", amin.

Jum'at, 16 July 2010, pukul 03.00 Wib.

Salam, RM

Selasa, 13 Juli 2010

Integritas & Rensponsibility -> Proses pendidikan Pesantren

Bismillahirrohmaanirrohim,

Sejak sayyid di Pesantren, saya belajar memahami proses pendidikan pesantren yg ada (Gontor), dari artikel yg saya dapat ada 2 point yang ternyata ingin dijadikan sebagai pondasi (kaki) bagi tegaknya pribadi insan paripurna, yaitu Integritas dan Responsibility.
Integritas lebih pada pembentukan charakter yang kuat & solid, yg pada akhirnya membentuk pribadi yang memiliki tingkat self esteem yang tinggi.Integritas juga memberikan output dan aura yg terang,terbuka dan ber syukur (tdk kufur/tertutup). Integritas juga memberikan output optimal dari sekecil apapun input energy yg ada.
Dimasa depan, manusia dengan integritas yang tinggi sangat diperlukan dalam kaitannya dengan seberapa besar beban yang bisa dipikul.

Responsibility, rasa tanggung jawab juga bisa menjadi sebuah parameter utama bagi insan untuk bisa dinilai kontribusinya untuk ummat & lingkungan sekitarnya. Manusia yg rendah tingkat responsibility nya maximal hanya menjadi insan fardhu ain, sementara manusia dengan tingkat responsibility yg tinggi, tdk puas dengan fardhu ain, minimal berbuat atas fardhu khifayah.

Pesantren, sebagai sebuah wadah dalam proses pembentukan 2 charakter building tsb, memberi value berbeda, bukan hanya karena systemnya yg secara vacum terbebaskan dari "polusi sosial" namun juga memiliki "irama / frequensi" khusus dengan pembentukan kebiasaan yang terus terbentuk secara alami...
Sebuah Output, memang tidak hanya terkait dengan proses yg terjadi dan dialami, namun juga tergantung dari input yang masuk ke dalam prosesnya. Menjadi penting untuk di analisa, kebiasaan 40 hari sejak 1 Sya'ban s/d pertengahan Ramadhan nanti, apakah input (Sayyid) bisa menyesuaikan diri dengan proses yang ada disana. Insya Allah, sesuai dengan asma' nya : Sang Pewaris Nabi, yang memimpin dengan Berani.

Berkahi cita2 kami ya Rabb.
Salam, RM

Minggu, 11 Juli 2010

Era Education, Budget Education

Bismillahirrohmaanirrohim.

Setelah kami sekeluarga melepas Sayyid untuk mondok, kami harus segera menset-up frequensi kehidupan kami sama dengan frequensi pendidikan yg Sayyid terima di pesantren, agar apa yang kami harapkan dari proses yg terjadi dalam kehidupan sayyid pada dasarnya sama frequensi nya dengan apa yang kami rasakan dirumah saat ini.
Ini sangat perlu sekali mengingat effect dari sebuah proses yang baik bisa memberi synergy positif terhadap kehidupan sekitar nya.

Ada moment yang baik bila direnungkan dengan mondoknya Sayyid, yaitu Era education terhadap seluruh keluarga saya, termasuk saya sendiri. Pendidikan dan pembelajaran yang kami alami saat ini Alhamdulillah memberi sebuah momentum baru sebuah proses pembelajaran baru kehidupan selanjutnya bagi kami.
Saat saya melepas Sayyid, terpikir dalam benak ku betapa modal yang saat ini ada, begitu optimal digunakan, yaitu modal waktu. Karena hampir 65 % seluruh waktu yg diberikan sayyid digunakan untuk seluruh aktifitas dan kegiatan pembelajaran yang dia terima dari lingkungan yg positif. Waktu istirahat ditentukan dari pukul 21.00 s/ 05.00 (33 %).
Bagaimana dengan kami..?? Keluarga di sekitar Sayyid?

Kami mencoba menyelaraskannya dengan Budget yang ada (kendali yg kami miliki). Sebab waktu yg kami jalankan berbeda, demikian juga dengan kakak dan adik2 nya, masing2 memiliki kegiatannya sendiri.
Yang pasti, era education memiliki implikasi kenaikan Budget (nama nya juga investasi), yg sangat significant, dari awalnya yg hanya 3% (semua sekolah Negri) menjadi sekitar 15%. Kenaikan 10% lebih ini Insya Allah akan kami konversikan dengan adjustment Budget Family Gathering. Dimana semua keluarga sudah komit untuk memberikan Support ke Sayyid, dan tidak ada lagi jalan2 ke Mall dsb. Yang ada mengunjungi Sayyid.
Kalau ini terjadi maka Budget education yang meningkat akan terkonversi secara sendiri nya dengan berkurang nya aktifitas Family Day yg umum terjadi.

Adapun peningkatan uang saku akibat era education, Alhamdulillah bisa dikonversi dengan menurunnya tingkat Liability yang sudah bisa dibawah 10%.

Semoga. Keberadaan Sayyid di Pesantren bisa memberikan akselerasi positif dan meningkat dalam seluruh segi kehidupan ruhani,emosional dan skill kami semua, mungkin ini yang disebut dengan BERKAH...amin.

Salam, RM

Jumat, 09 Juli 2010

Upgrade Misi Hidup

Bismillahirrohmaanirrohim,

Kita memerlukan Upgrading dalam software kehidupan kita, bukan hanya kondisi terkini menuntut sesuatu yang updated, namun juga karena tuntutan dan dinamika kehidupan berjalan maju selangkah semi selangkah meninggalkan "sejarah".
Misi hidup ibarat sebuah OS (operating system) dalam hidup kita, dan OS yang terbaik adalah yang selalu melakukan Upgrading lebih baik setiap waktu.

Jum'at kemarin saya mendapatkan input baru tentang "amal shalih" yang kita lakukan, yang ternyata ibarat filling report otomatis yang terkirim secara real time, ke Sang Maha Pemilik. Activity report,progress report,Forecasting Report dan Planning report pribadi kita yg tersusun dalam filling report kita,
Rupa2 nya terkoneksi dengan Server alam semesta yang luar biasa rumit ini. Sang Maha Rahman menerima filling report lengkap setiap saat. Seluruh nya tergantung kita mengisi file tersebut.

Jadi related manakala mencoba membandingkan antara filling report tsb dengan Misi kita dalam kehidupan ini, Fardhu ain yang seharusnya sudah dengan sadar kita tunaikan, selayaknya sudah harus dilanjutkan dengan Fardhu Kifayah, sebab seorang yang sudah melanjutkan step fardhu ain (kewajiban pribadi) menuju step fardhu kifayah (kewajiban pemimpin), pada dasarnya adalah ummat yang diimpi impikan oleh Kanjeng Nabi.
Dunia dan isi nya terkadang menjadi hambatan tersendiri manakala kita akan melakukan 2 misi besar hidup kita tersebut.

Di dalam lingkup diri sendiri, amalan fardhu ain terakumulasi menjadi wadah taqwa. Dan dalam lingkup keluarga, masyarakat dan lingkungan sosial yang ada disekitar kita, maka amalan fardhu kifayah dirasakan manfaat nya. Ditengah dinamika kehidupan yg sangat "melaju begitu kencang ini" maka focus pada amalan fardhu ain sudah selayaknya jadi daily activity rutin yang harus saya selesaikan.
Sebagai seorang ayah, minimal saya harus mencoba memberi warna itu, agar titipan Sang Khalik bisa merasakan betapa hidup...membutuhkan raw model nyata. Sebagai bukti nyata rasa syukur atas kesempatan yg diberikanNYA, maka hari ini Insya Allah...rasa syukur itu harus diwujudkan, dalam bentuk silaturrahmi keluarga yg bertema, Titipan Sang Khalik yg harus di rawat dengan baik dan benar.

Salam, RM

Rabu, 07 Juli 2010

Semi Final PD 2010, German Vs Spanyol (pengaruh alam bawah sadar).

Bismillahirrohmaanirrohim,

Saya mencoba mengulas ini terkait dengan sebuah dinamika yg terjadi pada sebuah moment sebuah even yang disaksikan oleh ratusan juta pasang mata, bahkan bisa jadi Milyaran pemirsa.
Ditambah oleh deras nya informasi2 yang menemani perjalanan Team ini untuk maju ke pentas dunia, sebut saja info ttg bacaan Al Quran sebelum bertanding oleh Mesut Ozil, dan ramalan gurita di German. Yg akan menjagokan Spanyol.

Apapun semua itu, ada 1 hal yang ingin saya catat disini, yaitu statemen pelatih German yg berharap bhw Spanyol akan bermain buruk malam ini, agar German bisa menang, dan dibuktikan oleh spanyol, bahwa Team mereka ternyata bermain luar biasa baik.
Sementara di Team German, terlihat ada ketidak percayaan diri jika dibandingkan dengan pertandingan2 sebelum nya melawan Inggris dan Argentina. Mereka terlihat "bertahan dan diam". Sebuah ilustrasi yang menarik dilihat dari kacamata seorang pelatih Team German.

Di babak ke 2, sang pelatih membuka jaket nya, itus saja sudah memperlihatkan ke gelisahannya tersendiri. Ada apa ini??? Apa karena sugesti sang Gurita yg kebetulan ada di German, yg membiat Del Panser menyerah sebelum bertanding?? Atau ini sebuah Hipnosis abad ini??
Yang pasti kita mesti belajar bisa mengendalikan alam bawah sadar kita, terlebih dahulu, baru kemudian men set up alam sadar kita.

Alam bawah sadar kita sudah melangkah menjauhi alam sadar kita, sebelum kita tersadarkan.

Membentuk alam bawah sadar, jauh lebih lama dan berada di bawah lapisan terdalam struktur otak dan kepala kita, dibutuhkan rekonstruksi mendasar atas apapun juga, agar alam bawah sadar memberi tempat terbaik dalam seluruh kehidupan kita ini.
Itulah kenapa sebuah kebudayaan jauh lebih kuat tertanam didalam ilmu2 sosial, dibandingkan ilmu2 teknis yg bersifat dinamis.

Pelatihan dan pembentukan sebuah komunitas, dengan menyamakan frequensi alam bawah sadar kita, menjadi hal yang sangat vital dari terbentuknya sebuah sinergy yg optimal. Itulah kenapa ada sebuah fase yg diperlukan oleh sebuah Team untuk berkumpul bersama dan bersatu, sebelum mereka bertanding.
Sebuah ikatan emosi, yg dalam bahasa umum ; Silaturrahmi.

Salam, RM

Jumat, 02 Juli 2010

Pendidikan terbaik untuk anak-anak ku

Bismillahirrohmaanirrohim,

Hari ini adalah hari dimana saya mendapatkan informasi tentang tempat pendidikan anak2 ku selanjutnya. Alhamdulillah Sayiid diterima di Ponpes Sahid Internasional & Arika diterima di SMA 13, yang terbaik di Jakarta Utara.
Apa yang mereka dapatkan, adalah tempat terbaik dari apa yang pernah disediakan oleh Taqdir mereka. Dari sisi ini rasa syukur saya sebagai orang tua harus saya panjatkan.

Sebagai pemimpin keluarga, saya juga berharap bahwa environment baru mereka ditempat yang baru bisa memberikan output optimal dari resources tak terhingga yang mereka miliki. Sebagai Ortu saya berdoa dan mendukung apapun yang terbaik untuk masa depan mereka.

Dari sisi investasi, ini harus diimbangi dengan pendidikan akhlak yang saat ini harus di created dari rumah, lingkungan terdekat di hati mereka. Akhlak dan budi pekerti sangat penting agar mereka memilki sikap yang benar dalam menjalani proses kehidupan mereka di masa depan.

Ya Allah, jadikan mereka "mata hati kami", dalam mempersiapkan generasi, dimana dinamika informasi dan teknologi serta gaya hidup begitu cepat melaju, meninggalkan peradaban2 tua yang "terlihat kolot" namun berharga.
Dan saya hanya bertugas mengantarkan saja.

Amin.