Kamis, 12 April 2018

PEMIMPIN INDONESIA 2019

Bismillahirrohman nirrohim,

Politik adalah pilihan, dan saya bertanggung jawab minimal untuk diri saya dan keluarga saya untuk memilih Pemimpin untuk tingkatan Strata Sosial dalam tingkat Nasional, disitu saya merasa begitu pentingnya sebuah "Peran aktif" semua elemen masyarakat untuk memberikan Opini dan mempengaruhi orang lain (Keluarga terdekat), agar seusai dengan Harapan Ideal yang diajarkan oleh Ad-Dien masing-masing kita.

Ekonomi tidak bisa dipisahkan dari Politik, karena dari Kebijakan Politik itulah akan dihasilkan Output dalam bentuk Kegiatan ekonomi secara Umum. Ibarat Ekonomi adalah Aktifitas, maka Politik adalah Wadah & Aturan yang dibuat (Infrastruktur & Suprastruktur) agar Aktifitas Ekonomi berjalan.


Sejarah & Fakta Kepemimpinan Indonesia.

Dari sisi Usia sebuah Bangsa, 70 tahun adalah Usia yang seharusnya cukup untuk dijadikan Proses pembentukan Pemimpin dari Generasi Terbaik untuk dimunculkan dari Negri ini, Proses awal Negri kita (Start-up kepemimpinan RI sejak tahun 1945 sd 1998 / Soekarno-Soeharto) adalah peletakan pondasi Awal Bangsa sekaligus konsolidasi untuk terbentuknya sebuah Nation. Sejak Reformasi sampai saat ini, sudah 20 tahun kita melakukan Regenerasi kepemimpinan yang cukup "aman" dengan Continuitas yang relatif cukup bagus (Habiebie-GusDur-Mega-Sby-Jokowi).

Kenapa Harus 2019 diadakan Suksesi Kepemimpinan Nasional ...???

Th 1997, Amin Rais dimusuhi Soeharto, saat bicara tentang Suksesi kepemimpinan Nasional, karena sudah dianggap "Berani" melawan status quo Rezim Soeharto saat itu. Fiksi Amin Rais tentang sebuah Nation NKRI yang lebih baik dari Rezim yang ada, Alhamdulillah bisa terbentuk salah satunya dengan sebuah aturan BARU yang dibuat (Amandemen UUD45), salah satunya adalah masa memimpin dengan Time Frame yang Jelas (masa waktu 5 tahun & bisa diperpanjang kembali (jika berhasil), tapi cuma 1 kali saja, sehingga total nya menjadi 2 x 5 = 10 tahun).

Pertanyaan nya Apakah Jokowi berhasil selama periode pertama ini ...????  Biar Fakta yang bicara, makanya saya berani bilang, akan ada Suksesi kepemimpinan Nasional di th 2019 nanti.


KEMBALI NYA KESADARAN AKAN  PERAN  UMMAT (dari OBJECT menjadi SUBJECT)

Kasus Ahok hanya pemicu, tapi itu adalah momentum besar akan "Pentingnya kesadaran Ummat" akan ketidakberdayaan Ummat secara Politik & Ekonomi, padahal Ummat adalah pemilik Saham Mayoritas Bangsa ini (lebih dari 85%).

Kita mendapatkan Fakta miris, dimana Asset tanah Negri ini, 60% lebih dikuasai oleh 1% penduduk (yang 1% nya mayoritas bukan Ummat Islam). Demikian juga dengan Fakta bahwa tingkat kemiskinan masyarakat masih diatas 10% yang hampir Mayoritas 10% tersebut adalah Ummat Muslim. Disitu letak masalah mendasar nya.

Jokowi, diperiode pertama kepemimpinan nya terbukti memang "tidak bisa berbuat banyak untuk Ummat" karena memang Jokowi hanya "Petugas Partai" yang terbelenggu dengan seluruh Partai Pendukung yang memang tidak memiliki Design besar bagaimana caranya agar  Energy & kesadaran Ummat yang mulai tumbuh ini, dikanalisasi dengan baik dan benar, yang terjadi malah sebaliknya, terjadi sebuah kesalahfahaman dan Kesalahan dalam menentukan skala prioritas pembangunan, banyak contoh untuk dikemukakan dalam hal ini.


UMMAT MEMBUTUHKAN  FIGUR  IDEAL  SEORANG  PEMIMPIN.

Mengharapkan Pemimpin Ideal dari kesepakatan yang ada (dari Patai Politik) adalah sebuah MIMPI yang terus dibangun ditengah kondisi PRAGMATISME Rakyat pada Elite Partai Politik kita saat ini. Perlu "Berbesar hati & Legowo" untuk menerima kenyataan bahwa Rakyat sudah MUAK pada Elite Partai Politik saat ini, untuk itulah saya bisa melihat POLA BARU dari Elite Partai untuk "terbiasa" menjadi KING MAKER (seperti Ibu Mega pada Jokowi), dibanding harus menjadi DO-ER.

Toh hasil secara Team-Work nya yang dibutuhkan Rakyat kok...!!! Bukan Personalisasi nya.


AKAN ADA 2 KUTUB & 1 JALAN TENGAH.

Prabowo sebagai Leader, masih memiliki Ambisi untuk memimpin Negri ini, Demikian juga dengan Jokowi yang ingin "menuntaskan" apa yang belum selesai dilakukan dalam periode pertama kepemimpinan nya. Yang menjadi pertanyaan :  BAGAIMANA  KONDISI  RAKYAT ...???

Rakyat saat ini hanya Pemegang Saham yang bertugas memilih saja, bukan "memiliki", ibarat Indonesia itu sebuah Perusahaan, maka Indonesia belum bisa memberikan Keuntungan (Deviden) bagi Pemegang saham nya, 

Pemegang saham Minoritas, saat ini menguasai ASSET & Ekonomi nya, dia berharap AMAN dan bisa terus menerus melanjutkan Bisnis nya di Negri yang Indah ini (Hitungan saya jumlahnya hanya  1 % tapi Penguasaan terhadap Ekonominya justru diatas 75% lebih ) . Pemegang Saham Mayoritas (99% jumlah nya) masih terbelah 2 pada 2 kutub (Status Quo & Perubahan), Namun hasil Survey menjelaskan kalau Status Quo pun angka nya masih dibawah setengah nya, artinya masih ada setengah dari pemegang Saham Mayoritas yang masih belum menentukan sikapnya. 

Waktu tinggal beberapa bulan lagi .... Sementara Sang Pendukung Status Quo (katakanlah Pro JOKOWI), masih belum bisa memberikan harapan PERBAIKAN dari sisi EKONOMI dan terobosan-terobosan yang bisa memberikan HARAPAN bagi Perbaikan Ekonomi Ummat. Faktor inilah yang dimanfaatkan oleh Partai Oposisi untuk mencoba "Menggiring Opini" dari Silent Vote ini untuk bisa menyeberang dan mendukung pada Partai Oposisi, salah satunya muncul tagline #2019 Ganti Presiden.

Masing-masing pihak (baik Pentahana maupun Pihak Oposisi) mengemukakan Argumentasinya masing-masing, yang ujung-ujung nya EMOSIONAL (syukurnya emosional ditingkat elite, bukan di Akar rumput- karena rumputnya sekarang sudah hilang berganti menjadi Ubi jalar/ Singkong). Disitulah muncul JALAN TENGAH.... UMMATAN  WASHATON... PENENGAH.... ADIL.

Sejarah Bangsa kita, SUKA akan yang TENGAH, bukan ke KIRI, maupun yang ke KANAN.

CUMA PARTAI POLITIK YANG CERDAS, DAN PEMIMPIN YANG  IKHLAS, YANG AKAN MENEMPATKAN  JALAN TENGAH INI, NANTI DI 2019.... Rakyat Suka Ama yang ini. Potensi untuk menang nya JAUH LEBIH BESAR dibanding 2 kubu yang bersitegang. Percaya ama gue dah... 

#Gue Rakyat.