Minggu, 28 Januari 2018

BELAJAR MATI UNTUK HIDUP

Bismillahirrohman nirrohim,

Rasa penasaran ttg Subject diatas sebenernya adalah wajar dalam periode usia seperti saya, ditambah oleh keyakinan bahwa Kehidupan yang saya rasakan saat ini sebenernya ibarat sebuah Perjalanan dari satu tujuan, kepada Tujuan yang lain (estafet).

Kadangkala membicarakan ini (Khususnya tentang MATI), bisa ditafsirkan sebagai sebuah : Kesombongan manakala orang tidak faham akan maksud saya. Mari kita mulai dengan MAKSUD dari HIDUP & MATI yang akan saya tulis.

HIDUP dan MATI itu DICIPTAKAN.

2 kata Hidup dan Mati sebenernya memiliki Proses yang masing masing memilik PAKEM dan Cara nya masing-masing, sehingga membahas tentang KEMATIAN buat saya layaknya 12 Tahun Belajar tentang KEHIDUPAN (Biology), mungkin perbedaan yang mendasar adalah BIOLOGY diajarkan dalam Dunia Sekolah selama hampir 12 tahun lebih (Dari SD sampai Kuliah) , sehingga kita berfikir bahwa itu PENTING, sementara TANATOLOGY (Ilmu tentang Kematian) dianggap tidak Penting, karena itu memang matakuliah Seorang Dokter.

Jadi, karena "Ente bukan Dokter... maka ente ngga Kompeten belajar itu ..!!' Teman bilang
"bro.. gue belajar Biology lebih dari 12 tahun, juga ngga jadi Dokter...!! kata Mukidi.
"Jadi biar Imbang, mending gue belajar Tanatology aja dah... biar Imbang.. Harusnya sih 12 Tahun juga, Biar Adil...!!" itu penjelasan Mukidi tentang Maksud dan Tujuan Subject diatas.


HIDUP & MATI ibarat PASANGAN.

Saya ingin berkata Kehidupan & Kematian itu Ibarat Siang & Malam .. Bergantian..SIKLUS (Ini yang Bicara Allah swt loh.. lewat Alqur'an) Dimana DIA yang menciptakan Malam dari Siang, dan Siang dari Malam - Demikian Juga DIA yang menciptakan Kehidupan dari Kematian dan juga Kematian dari Kehidupan. Artinya - Sinag & Malam itu cuma "PERIODE" saja... BUMI nya TETAP. Dengan Demikian HIDUP & MATI juga sebenernya adalah PERIODE saja...Mukidi tetap Mukidi.


KAPAN MUKIDI  DIBILANG  HIDUP ..?? DAN KAPAN DIA DIBILANG MATI.

Ilmu Biology bilang Mukidi dibilang HIDUP saat dia bernafas, beraktifitas, kerja..dll..Tapi Ilmu Semesta Bilang Mukidi HIDUP bila memberi manfaat buat sekitar (Kontributor aktif), jadi kalo Mukidi hanya bernafas, tapi dia cuma bisa Tidur, Makan, dan Beol (Kaya Orang yang dirawat Parah di Rumah Sakit misalnya) ... maka MUKIDI sebenernya MATI kalau dia tidak memberi kontribusi apapun untuk Alam semesta, apalagi jika hanya menjadi BEBAN dan Tidak bermanfaat. 


Sebaliknya :  Nabi Muhammad saw sudah 1400 th lebih MATI secara Biologiy, tapi Semangat dan Pelajaran Kehidupan yang dia tularkan kepada semua Mahluk... membuat Nabi Muhammad saw HIDUP selama nya.


BELAJAR  MATI  ITU  SEBENERNYA  JUSTRU  UNTUK  HIDUP.

23 Tahun Junjungan Nabi kita (Muhammad SAW) dalam mengarungi Kehidupan nya, sebenernya mengajarkan ILMU tentang KEMATIAN..sehingga 1400  tahun lebih dia HIDUP.

Saya, Kita dan semua MUSLIM... kadang Lalai... Umumnya Mayoritas kita mengarungi dan mengahajarkan Ilmu Kehidupan, namun hanya untuk MATI.

INSHA  ALLAH,  SAYA  PILIH  YANG PERTAMA :
BELAJAR  MATI  JUSTRU  UNTUK  HIDUP, BUKAN YG KEDUA.




PASAR TANAH ABANG (INDIKATOR MENATA KOTA..??)

Bismillahirrohman nirrohim,

Para Buzzer dan "pendukung" Calon Pemimpin Negri ini, selalu menjadikan Pasar Tanah Abang sebagai sebuah Test Case untuk melakukan "Perbaikan pengaturan" sebuah System "Pasar" yang sudah "terlihat semrawut", karena sejak jaman Dahulu, sampai sekarang pun (dari Era -Presiden Suharto sampai Presiden Jokowi) masih belum menemukan "Titik Tengah" atas kondisi "Pasar Regional - Tanah Abang" yang terlihat Crowded tsb.

Saya harus bilang Pasar Tanah Abang sebagai Pasar Regional, karena "disitulah" bertemu nya langsung "Buyer" dan "Seller", dengan segala bentuk Pola transaksinya, bahkan dengan Treatment dan Varian harga yang berbeda untuk "Product yang sama". Tanah Abang sudah menjadi ICON untuk sebuah Tempat dimana Kebutuhan akan Pakaian - berpusat (Centre of Bisnis). Kalaupun ingin dilebarkan - expansion, untuk mengurangi kesemrawutan nya, telah dibentuk Cluster-cluster baru yang lebih Nyaman (Seperti Thamrin City - misalnya), Tanah Abang tak akan pernah Hilang - karena pada akhirnya Market juga akan sadar, bahwa Thamrin City adalah CABANG, sementara Tanah Abang tetap menjadi PUSAT.


TRANSPORTASI  & LOGISTIK ADALAH  KUNCI NYA.

Mari perhatikan beberapa Pusat Market yang ada di Jakarta, yang berada di dekat Stasiun Kereta Api dengan Radius paling dekat, dan memiliki Area Pasar yang sangat Luas ... ada 3 lokasi di Jakarta :  Pasar Jatinegara - Psar Mangga Dua - dan Pasar Tanah Abang. Dari luas Area nya - Psar Tanah Bang Nomor 1.

Kenapa Harus Stasiun Kereta Api ...??? Ongkos yang paling murah untuk angkut barang itu yah Kereta Api ..!!, makanya dimana Ada Stasiun Kereta Api di situ pasar akan punya nilai Comparatif lebih besar dibanding jika Pasar tsb tidak memiliki Stasiun Kereta Api.

Oleh karens itu, patut dicermati mengapa Pasar Mangga Dua (yang sempat dijadikan Alternatif Centre of Bisnis di Jakarta - pada akhirnya tidak bisa mengalahkan Tanah Abang, karena Akses dari Stasiun Kereta Apai (Stasiun Kota) ke Area Mangga Dua masih memerlukan 1 step lagi perjalanan (tidak seperti Pasar Tanah Abang - yang turun Stasiun Kereta - Langsung Jalan Kaki (dekat sekali). Pada akhirnya Cost of Handling nya relatif lebih murah dibanding Pasar yang lain.


SYSTEM YANG DIGUNAKAN.

Selama sebuah system dibuat secara "terbuka" (pinjam istilah keren nya Open sources), maka kemungkinan terjadinya "serangan Crowded" akibat faktor luar (contoh virus, spam, Junk) dll akan sulit dihindari, karena memang dibuat secara "Terbuka", sementara Jika System nya dibuat "lebih Tertutup" seperti system yg digunakan Apple contohnya, maka bisa dipastikan kecil kemungkinan ada Virus, Spam, Junk dn crowded lainnya).

Konkritnya  - mari lihat PT.Kereta Api Indonesia, sejak Puluhan Tahun lalu - System Mangement di KAI menggunakan System "terbuka" sehingga "berantakan dan Kumuh nya Stasiun- Kereta seakan menjadi hal yang biasa, bahkan sampai Persepsi tentang KAI adalah sebuah transportasi yang Nyaman, Aman akan sangat sulit diwujudkan.  Kunci keberhasilan Pak Jonan membenahi Kereta Api adalah karena dia menerapkan System yang tertutup.


PASAR  ITU HARUS  TERBUKA.

Pasar yang Dinamis, memerlukan keterbukaan karena disitulah letaknya Keseimbangan, sehingga pada akhirnya Pasar juga yang nanti akan menanggung Resiko nya apabila Persepsi terhadap pasar tersebut dirasakan High Cost buat Pelanggan nya, Pasar spt itu pasti akan ditinggal pergi oleh Consumer nya. Sudah banyak Contoh yang terjadi - baik di Pasar maupun Mall. Khusus untuk Tanah Abang, memang ngga ada Mati nya - karena itu : Salah satunya keunggulan Komparatif dari sisi transportasi dan Logistik yang paling Effisien & tentunya Persepsi Consumen.

Adapun Effek yang ditimbulkan dari Berjubelnya (Crowded) pendatang akibat dampak dari Pengunjung (yg umumnya adalah Pedagang - yang datang ke Tanah Abang) - sebagian besar turun dari Kereta api dan berjalan menuju Psar Tanah Abang (di trotoar jalan) - di CEGAT oleh Pedagang yang berada di Trotoar Jalan - mengakibatkan bertambah CROWDED dan terlihat semrawut nya Kondisi tersebut.

JADI, CARA GUBERNUR SEKARANG MENATA TANAH ABANG, MENURUT HEMAT SAYA ADALAH SEBUAH TEROBOSAN "BRILYAN" BAGI SEBUAH SOLUSI...CUMA "POLITIK" ITU MEMANG BUKAN SOLUSI - TAPI  : KOALISI.

BUAT GUE YANG JADI RAKYAT MAH... YG PENTING JAUH LEBIH BAIK DIRASAKAN.