Senin, 28 Mei 2018

MEMAHAMI MANUSIA & KEBUTUHAN NYA

Bismillahirrohman nirrohim.

Ramadhan kali ini 1439H adalah Ramadhan terindah dan terbaik dalam hidup saya, oleh karena Allah swt memberikan kesempatan kepada saya untuk menikmati "proses ketidakberdayaan" kita sebagai manusia, insha Allah dengan begitu Proses Update Nafs Lawwamah bisa masuk ke dalam proses Nafs Mutmainnah, karena bukankah kita "berserah diri" itu manakala kita sudah "tidak berdaya" ..??.

Salah satu "ketidak berdayaan" yang kita miliki saat ini adalah "ketidak berdayaan" kita untuk mengontrol "kerja syaraf" di Kepala kita, Betul...???

Memahami adanya "kesenjangan" antara Idealisme yang diajarkan Alquran tentang Hidup & kebutuhan" hidupnya, dibanding dengan Fakta adanya pemahaman ttg Hidup & kebutuhan nya saat ini "berjalan", tak bisa dilepaskan dari Ilmu (Teori dasar) yang diberikan kepada Dunia pendidikan yang membentuk "teori" tentang kebutuhan Hidup (versi Teori Maslow), yang FOCUS hanya pada KEBUTUHAN HIDUP saja.

Seharusnya yang diajarkan di sekolah adalah Teori tentang MEKANISME HIDUP. Karena kalau kita bicara tentang mekanisme, maka kita tidak hanya bicara tentang Kebutuhan, tapi juga Kekuatan & Pemberian (Giving) untuk Kehidupan.


TEORI MASLOW TENTANG  KEBUTUHAN.

Teori Maslow tentang kebutuhan hidup, menurut saya adalah "Teori Cengeng" yang hanya mendasarkan konsep bahwa manusia melakukan "semua" hal karena adanya "Kebutuhan", sementara kita dihadirkan di Dunia ini bukan karena sebuah kebutuhan - tapi sebuah MISI & TUJUAN, yang jauh lebih besar dari apa yang kita butuhkan, kalaupun Kebutuhan menjadi salah satu "motivasi" terkuat dari "aktifitas" manusia, lalu dimana letak Spiritual & emosional ditempatkan ..?? hanya di salah satu level kah..?? (kebutuhan kasih sayang)?? sementara Spiritual & Emosional bersifat Inner dan Built-in di dalam tubuh manusia.

Disinilah letak kesalahan Total Teori Maslow, karena TIDAK LENGKAP dan "menyesatkan" buat para pakar Psikology, sehingga sering para Pakar Psikology  "angkat tangan" jika harus  mengatasi hal2 yang bersifat Metafisik, mereka menganggap itu diluar "kebutuhan standart" mereka - mereka bilang itu masuk dalam Kategory kelainan  (ILMU JIWA).


MARI  LIHAT  STRUKTUR  (MAIN KOMPONENT)  MANUSIA.

RUH, NAFS, AQAL, QALBU 7 JASAD  adalah 5 komponen Utama manusia, Bagaimana cara kerja nya..?? saya akan menjelaskan dengan mengibaratkan kalau manusia itu ALAT BERAT.

RUH       =   Engine (Motor Utama) 
NAFS     =   System Transformasi (Pemindah Power), seperti Torque Converter atau Alternator.
AQAL    =   Control System (Electronic & Control Unit System).
QALBU =    Sensor System.
JASAD =  Final Drive - Steering System - Electrical Power System - Hydraulic System & Accessories & Body.


SALAH KAPRAH  &  SALAH  MAINTENENCE.

Anda pernah lihat orang yang sakit Jiwa..?? bagaimana dia disembuhkan di Rumah sakit..?? kasih Obat penenang.. yah itu Obat yang digunakan saat ini. Ibarat memperbaiki unit yang "suka aneh" gerakan Cylinder Hydraulic nya, yang dibenerin bukan menganalisa secara Total apa yang terjadi, tapi cukup hanya di Adjust Control valve nya.

Maka nya jangan heran kalau Narkoba dan Psikotropika adalah Komodity yang "paling laku" dan sangat dicari didunia yang sudah "parah" ini. Konsumen nya bukan orang Bodoh, bukan orang miskin, bukan orang dengan emosi lemah, konsumen nya Orang Pintar, Orang dengan kehidupan mapan, bahkan orang-orang terkenal yang kalau dilihat tingkat nya sudah tinggi jika dilihat dari struktur "kebutuhan Maslow" loh...???.

Jujur, banyak orang yang "tidak faham" tentang manusia, sama halnya "kurang faham" tentang Alat berat, sehingga ALAT yang BAIK umumnya hanya dilihat Body dan tampilan nya saja.. sementara Fungsi Optimalnya TIDAK BEKERJA secara optimal ... biasanya begitu ALAT BEKAS bekerja. Masalahnya bisnis saya sekarang Bisnis Alat Bekas bro... hahahaha

Padahal, Performance Alat bukan tergantung Tahun pembuatan Alat tersebut, tapi tergantung Operasi & maintenence nya, sama ama manusia ... Eh Mahatir Muhammad sudah berusia 93 tahun bisa dijadikan Pemimpin Malaysia, dengan usia yang jauh lebih tua dibanding yang lain nya....

Ramadhan, adalah EVENT dimana Sang Maha Pencipta memberikan semua 5 Komponent Utama tubuh kita di OVERHAUL TOTAL, agar 11 bulan kemudian bisa berfungsi optimal.


Salam,
Ramadhan 1439 H





Kamis, 12 April 2018

PEMIMPIN INDONESIA 2019

Bismillahirrohman nirrohim,

Politik adalah pilihan, dan saya bertanggung jawab minimal untuk diri saya dan keluarga saya untuk memilih Pemimpin untuk tingkatan Strata Sosial dalam tingkat Nasional, disitu saya merasa begitu pentingnya sebuah "Peran aktif" semua elemen masyarakat untuk memberikan Opini dan mempengaruhi orang lain (Keluarga terdekat), agar seusai dengan Harapan Ideal yang diajarkan oleh Ad-Dien masing-masing kita.

Ekonomi tidak bisa dipisahkan dari Politik, karena dari Kebijakan Politik itulah akan dihasilkan Output dalam bentuk Kegiatan ekonomi secara Umum. Ibarat Ekonomi adalah Aktifitas, maka Politik adalah Wadah & Aturan yang dibuat (Infrastruktur & Suprastruktur) agar Aktifitas Ekonomi berjalan.


Sejarah & Fakta Kepemimpinan Indonesia.

Dari sisi Usia sebuah Bangsa, 70 tahun adalah Usia yang seharusnya cukup untuk dijadikan Proses pembentukan Pemimpin dari Generasi Terbaik untuk dimunculkan dari Negri ini, Proses awal Negri kita (Start-up kepemimpinan RI sejak tahun 1945 sd 1998 / Soekarno-Soeharto) adalah peletakan pondasi Awal Bangsa sekaligus konsolidasi untuk terbentuknya sebuah Nation. Sejak Reformasi sampai saat ini, sudah 20 tahun kita melakukan Regenerasi kepemimpinan yang cukup "aman" dengan Continuitas yang relatif cukup bagus (Habiebie-GusDur-Mega-Sby-Jokowi).

Kenapa Harus 2019 diadakan Suksesi Kepemimpinan Nasional ...???

Th 1997, Amin Rais dimusuhi Soeharto, saat bicara tentang Suksesi kepemimpinan Nasional, karena sudah dianggap "Berani" melawan status quo Rezim Soeharto saat itu. Fiksi Amin Rais tentang sebuah Nation NKRI yang lebih baik dari Rezim yang ada, Alhamdulillah bisa terbentuk salah satunya dengan sebuah aturan BARU yang dibuat (Amandemen UUD45), salah satunya adalah masa memimpin dengan Time Frame yang Jelas (masa waktu 5 tahun & bisa diperpanjang kembali (jika berhasil), tapi cuma 1 kali saja, sehingga total nya menjadi 2 x 5 = 10 tahun).

Pertanyaan nya Apakah Jokowi berhasil selama periode pertama ini ...????  Biar Fakta yang bicara, makanya saya berani bilang, akan ada Suksesi kepemimpinan Nasional di th 2019 nanti.


KEMBALI NYA KESADARAN AKAN  PERAN  UMMAT (dari OBJECT menjadi SUBJECT)

Kasus Ahok hanya pemicu, tapi itu adalah momentum besar akan "Pentingnya kesadaran Ummat" akan ketidakberdayaan Ummat secara Politik & Ekonomi, padahal Ummat adalah pemilik Saham Mayoritas Bangsa ini (lebih dari 85%).

Kita mendapatkan Fakta miris, dimana Asset tanah Negri ini, 60% lebih dikuasai oleh 1% penduduk (yang 1% nya mayoritas bukan Ummat Islam). Demikian juga dengan Fakta bahwa tingkat kemiskinan masyarakat masih diatas 10% yang hampir Mayoritas 10% tersebut adalah Ummat Muslim. Disitu letak masalah mendasar nya.

Jokowi, diperiode pertama kepemimpinan nya terbukti memang "tidak bisa berbuat banyak untuk Ummat" karena memang Jokowi hanya "Petugas Partai" yang terbelenggu dengan seluruh Partai Pendukung yang memang tidak memiliki Design besar bagaimana caranya agar  Energy & kesadaran Ummat yang mulai tumbuh ini, dikanalisasi dengan baik dan benar, yang terjadi malah sebaliknya, terjadi sebuah kesalahfahaman dan Kesalahan dalam menentukan skala prioritas pembangunan, banyak contoh untuk dikemukakan dalam hal ini.


UMMAT MEMBUTUHKAN  FIGUR  IDEAL  SEORANG  PEMIMPIN.

Mengharapkan Pemimpin Ideal dari kesepakatan yang ada (dari Patai Politik) adalah sebuah MIMPI yang terus dibangun ditengah kondisi PRAGMATISME Rakyat pada Elite Partai Politik kita saat ini. Perlu "Berbesar hati & Legowo" untuk menerima kenyataan bahwa Rakyat sudah MUAK pada Elite Partai Politik saat ini, untuk itulah saya bisa melihat POLA BARU dari Elite Partai untuk "terbiasa" menjadi KING MAKER (seperti Ibu Mega pada Jokowi), dibanding harus menjadi DO-ER.

Toh hasil secara Team-Work nya yang dibutuhkan Rakyat kok...!!! Bukan Personalisasi nya.


AKAN ADA 2 KUTUB & 1 JALAN TENGAH.

Prabowo sebagai Leader, masih memiliki Ambisi untuk memimpin Negri ini, Demikian juga dengan Jokowi yang ingin "menuntaskan" apa yang belum selesai dilakukan dalam periode pertama kepemimpinan nya. Yang menjadi pertanyaan :  BAGAIMANA  KONDISI  RAKYAT ...???

Rakyat saat ini hanya Pemegang Saham yang bertugas memilih saja, bukan "memiliki", ibarat Indonesia itu sebuah Perusahaan, maka Indonesia belum bisa memberikan Keuntungan (Deviden) bagi Pemegang saham nya, 

Pemegang saham Minoritas, saat ini menguasai ASSET & Ekonomi nya, dia berharap AMAN dan bisa terus menerus melanjutkan Bisnis nya di Negri yang Indah ini (Hitungan saya jumlahnya hanya  1 % tapi Penguasaan terhadap Ekonominya justru diatas 75% lebih ) . Pemegang Saham Mayoritas (99% jumlah nya) masih terbelah 2 pada 2 kutub (Status Quo & Perubahan), Namun hasil Survey menjelaskan kalau Status Quo pun angka nya masih dibawah setengah nya, artinya masih ada setengah dari pemegang Saham Mayoritas yang masih belum menentukan sikapnya. 

Waktu tinggal beberapa bulan lagi .... Sementara Sang Pendukung Status Quo (katakanlah Pro JOKOWI), masih belum bisa memberikan harapan PERBAIKAN dari sisi EKONOMI dan terobosan-terobosan yang bisa memberikan HARAPAN bagi Perbaikan Ekonomi Ummat. Faktor inilah yang dimanfaatkan oleh Partai Oposisi untuk mencoba "Menggiring Opini" dari Silent Vote ini untuk bisa menyeberang dan mendukung pada Partai Oposisi, salah satunya muncul tagline #2019 Ganti Presiden.

Masing-masing pihak (baik Pentahana maupun Pihak Oposisi) mengemukakan Argumentasinya masing-masing, yang ujung-ujung nya EMOSIONAL (syukurnya emosional ditingkat elite, bukan di Akar rumput- karena rumputnya sekarang sudah hilang berganti menjadi Ubi jalar/ Singkong). Disitulah muncul JALAN TENGAH.... UMMATAN  WASHATON... PENENGAH.... ADIL.

Sejarah Bangsa kita, SUKA akan yang TENGAH, bukan ke KIRI, maupun yang ke KANAN.

CUMA PARTAI POLITIK YANG CERDAS, DAN PEMIMPIN YANG  IKHLAS, YANG AKAN MENEMPATKAN  JALAN TENGAH INI, NANTI DI 2019.... Rakyat Suka Ama yang ini. Potensi untuk menang nya JAUH LEBIH BESAR dibanding 2 kubu yang bersitegang. Percaya ama gue dah... 

#Gue Rakyat.






Kamis, 22 Februari 2018

AJARAN SANG NABI YANG MULAI HILANG

Bismillahirrohman nirrohim,

Ada sebuah Ajaran Kanjeng nabi kita (Muhammad saw) yang saat ini mulai hilang, dan jarang diamalkan  oleh kita semua sebagai Ummatnya, yaitu KASIH SAYANG karena Allah swt, walaupun itu kepada orang yang berbeda keyakinan dengan kita (selama mereka tidak memerangi kita ).

Saat ini, kita sering disuguhkan oleh Romantisme Semangat Ukhuwah Islamiyah yang Alhamdulillah sudah memberi "agin segar" bagi terbentuknya Ghirah / Semangat untuk terus mau belajar dan mengamalkan Ajaran Islam, di segala bidang. Ada hal yang "menghawatirkan" manakala Ghirah tersebut dimanfaatkan oleh orang2 Jahil dan kurang Ilmu nya untuk mengarahkan Ummat ini untuk "MEMBENCI" segala sesuatu yang berbeda, bahkan cenderung KERAS dalam penyampaian nya.


MIND SET YANG BENAR.

Untuk menyamakan persepsi tentang perlunya meneladani sifat Kasih Sayang (khususnya kepada orang2 mu'min), dan Umumnya kepada seluruh Alam Semesta (Rahmatan lil Alamin), memang harus memiliki sudut pandang yang sama, yaitu :  HIDUP SETELAH MATI ITU LEBIH BAIK DIBANDING HIDUP SAAT INI DI DUNIA. Dengan demikian maka barometer tentang sebuah "sudut pandang" DUNIA, akan tereleminisir dengan sendirinya, apalagi jika dijelaskan (Berkali kali dalam Al Qur'an), bahwa kehidupan setelah mati nanti, justru itu yang ABADI.

Ada beberapa contoh kasus dimana Sang Nabi mengajarkan hal itu ditengah Ummat nya, walaupun saat "penyampaian pesan" tersebut  saat itu masih mendapatkan protes dari beberapa Sahabat, al :

1. Pembagian Harta Rampasan Perang (jauh lebih banyak dibagi-bagikan kepada orang Muslim yang baru memeluk Islam dibanding dengan Sahabat2 nya yang justru dari awal menemani perjuangan beliau, awalnya para sahabat protes kepada Nabi atas keputusan yang "Tidak adil" dimata mereka. Tapi justru penjelasan Nabi yang simple dan tegas, justru "membukakan mata hati" para sahabat. "Kalian memang tidak mendapatkan harta bagian terbesar, malah sebaliknya LEBIH  KECIL dibanding mereka (yang baru Masuk Islam)  di Dunia, tapi nanti di Akhirat, kalian bersama-ku..!!!'

2. Saat Nabi hidup, ada seorang Yahudi buta yang selalu mencaci-maki Nabi dengan sebutan kasar, dan cacian yang diungkapkan oleh Yahudi buta tersebut, dilakukan ditengah pasar (kalo saat ini terjadi, pasti akan dituntut di Pengadilan, dengan Pasal "Pencemaran Nama Baik), Sang Nabi justru membalasnya dengan perlakuan Luar biasa, menyuapi makan si Yahudi Buta tersebut.

3. Pada Saat penaklukan Kota Mekkah... anda bisa bayangkan bagaimana rasanya Diusir, mau dibunuh, dan diperangi oleh Kaum yang membenci beliau, tapi disaat Nabi memiliki kesempatan untuk Berkuasa dan menaklukan Kota Makkah, kalimat yang pertama dilakukan adalah "Kalian Selamat, tidak ada darah yang tertumpah...!!" Sebuah SIFAT MULIA yang HARUS NYA menjadi CONTOH teladan bagi Ummat Islam saat ini.


KITA SUDAH TERLALU JAUH ... DARI SIFAT INI.

Nabi memang orang Mulia, Sifat nya Mulia, dan apa yang dilakukannya adalah Wahyu,  sebagai Ummat nya, kita diajarkan untuk mengikutinya, sebatas kemampuan kita 


JIBRIL PUN - MARAH & MENCOBA  MEMBANTU  NABI.

Sebelum Nabi "Hijrah ke Madinah" untuk mencari dukungan Syiar Islam nya, terlebih dahulu Nabi mencoba mencari dukungan ke Kota Lain (Kuffah - kalo tidak salah), tapi apa yang di dapatkan oleh orang-orang disana...??  Justru sebuah perlakukan yang LUAR BIASA KASAR dan menyakitkan bagi Nabi kita, Nabi dilempar BATU, di lempar Kotoran, di caci-maki dsb......

Sampai Makhluk Allah swt yang paling Luar biasa KUAT nya, yang bisa menghancurkan Ummat layaknya Ummat Nabi Luth, yang bisa menggulung Ummat dengan Air, layaknya Ummat Nabi NUH, yang dapat menurunkan Hujan Batu kepada Ummat, layaknya Ummat nabi Saleh, yang bisa menggulung Lautan dan menumpaskan Pasukan berkuda Fir'aun layaknya Ummat Nabi Musa.

"Ya Muhammad, seandainya ENGKAU Ridha dan berkehendak, niscaya AKU akan binasakan Ummat di sini, karena telah menyakitkan engkau, AKU SIAP melakukan nya...!!!" Ungkap Jibril AS.

"Jangan ...!!! Jangan lakukan itu ...!!!" Ungkap Sang Nabi.

"KENAPA ...???" Tanya Sang Malaikat JIBRIL.

"KARENA  MEREKA  SEBENARNYA  TIDAK  TAHU (PENTING NYA HARI AKHIR)....!!!!"

Sebuah Sifat MULIA yang akan selalu ABADI dengan NUR (Cahaya) Kasih Sayang NYA.

Ya Rabb, jadikan Sifat dan perilaku Nabi Muhammad SAW sebagai contoh tauladan bagi kami Ummat nya, atas Ridho MU... amin,





Senin, 19 Februari 2018

UMMAT-KU ..... (KECEMASAN 1400 TH LALU)

Bismillahirrohman nirrohim,

1400 Tahun lalu, Sang Nabi sebelum menghembuskan nafas terakhir nya mencemaskan nasib Ummat nya, sehingga kata2 terakhir yang terucap dari Bibir Mulya nya hanya " Ummat-ku... Ummatku...". Ada apa dengan Ummat nya saat ini ...??

Ada artikel yang menyakitkan pada th 2017 yang menghasilkan Material Parity Index negara kita masih diatas 600.000 (artinya 40 orang terkaya di Negri ini, memiliki hampir 600.000 kali dari rata2  Kekayaan Orang Indonesia), jauh diatas Singapore yang hanya 46.000 an saja. Artinya ada TUGAS SUCI yang harus diemban oleh Seluruh komponen bangsa ini untuk membuat KEADILAN semakin nyata di Negri tercinta ini.


PERAN OLIGARKI  DI NEGRI INI.

Tidak bisa dinafikan, bahwa Peran para Oligarki di Negri ini memang sudah Luar biasa mencengkram nya, bukan hanya pada Tataran Sosial, tapi juga pada tataran Politik dan Kekayaan, menariknya mereka (Para Oligarki) sudah puluhan tahun "Nyaman" dengan Kekayaan yang mereka miliki, dan saat nya kini, mereka "Memegang kendali" Politik di Negri yang kita cintai ini.

Peta hasil Pemilu 2014 dapat menggambarkan data tersebut, Oligarki masih menguasai hampir 50% suara Pemilu 2014. Walau secara implementasi, mereka memberikan "Tongkat" kekuasan nya pada kaum Nasionalis (PDIP), tak ada yang salah.... karena itulah Realitas nya.


Secara Positif,  apresiasi peran Oligarki di Negri ini mendapatkan Output yang bisa diterima oleh Rakyat secara keseluruhan, yaitu :  RASA  AMAN.


PILKADA  JAKARTA,  MERUNTUHKAN  PERAN  OLIGARKI  (TEST CASE).

Pilkada Jakarta th 2017 merubah Peran Oligarki yang selama ratusan tahun "Memegang" peranan kuat dalam Penguasaan Ibu Kota Negara ini, bahkan di saat Kemerdekaan (yang hampir didukung 100% Rakyat Indonesia), Oligarki di Negri ini masih belum terkalahkan, Sang Presiden, mesti "Ngungsi" dulu selama hampir 4 tahun (1945-1949) untuk memberikan waktu bagi para Oligarki melakukan Konsolidasi kekayaan mereka yang terkumpul ratusan tahun di Negri ini, waktu yang cukup lama untuk sebuah Konsolidasi KEKAYAAN para Oligarki di Negri ini.


PERAN  UMMAT  &  KEPEMIMPINAN  UMMAT.

Ummat itu ibarat "Gerbang" kereta, dia tak akan jalan tanpa Lokomotif, sebaliknya Lokomotif tak akan ada artinya jika tidak ada Gerbong yang dibawa, pada akhirnya sesuatu bisa disebut KERETA, apabila ada LOKOMOTIF dan GERBONG nya. Awalnya kita Ummat berharap pada "Kehadiran Peran Partai Politik" dalam menghadapi tantangan Ummat saat ini, tapi apa mau dikata, mereka para Elite Partai Politik sedang sibuk dengan "Keberadaan" nya sendiri, sibuk dengan "Tugas internal" nya untuk melakukan "Konsolidasi Kekuatan" untuk memenuhi tuntutan para "Share Holder" nya, para Oligarki. Saya masih melihat Partai2 yang "dibangun OLEH Ummat" masih relatif lebih kuat dibanding Partai yang dibangun oleh para Oligarki. GOLKAR sebagai partai Oligarki tak luput dari "sasaran" perebutan para Oligarki di Negri ini.

Atas kondisi "Dilematik" dan Pragmatis seperti itu, timbul Kerinduan Ummat terhadap "sosok" Pemimpin yang bisa dijadikan "Lokomotif" Perubahan Ummat ditengah "Sibuk" nya para Elite (Khususnya Elite Partai Politik yang dibangun Ummat). Munculnya Habib Riziq Sihab mengambil momentum untuk menjadi "Lokomotif sementara" Ummat bisa diterima dengan tangan terbuka oleh Ummat, minimal untuk Jangka Pendek - Meruntuhkan Peran para Oligarki - di kamar mereka sendiri - JAKARTA.

Oligarki di Jakarta, di Pusat Jantung Ibukota - RUNTUH walau hanya sesaat.

Ahok, PDI-P bahkan Habib Riziq sekalipun... adalah "Aktor" dari Sandiwara para Oligarki di Negri ini, ini persepsi awal saya manakala melihat fakta seperti ini, namun setelah melihat Ghirah dan Semangat yang muncul dalam Komponen-komponen masyarakat yang merindukan kembali munculnya sang "LOKOMOTIF" secara Nasional dan berjangka panjang.... ada kegamangan Oligarki saat ini ... saya pernah bilang / mengistilahkan "Bandar" buat para Oligarki di Negri ini...ada "Permainan" yang sulit mereka prediksi, sama halnya SULIT nya para BANDAR meyakinkan agar HRS Balik ke Negri ini. Ini Fakta......


MOMENTUM  BUAT  RAKYAT  UNTUK  MENDESAK  PARA  ELITE  NEGRI INI.

KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA, sebaiknya menjadi TUJUAN BERSAMA kita sebagai Rakyat untuk "memaksa" para Elite agar sadar dan kembali kepada Tujuan Awal mereka semua berkontribusi buat kemajuan Bangsa ini, terasa seperti Idealisme kosong ...??? Ngga apa2... asal kita niatkan sebagai sebuah Keihklasan, insya Allah apapun hasilnya nanti, kita serahkan kepada Allah swt.

Kalau seandainya setiap orang di Negri ini, memiliki akses memberikan informasi fositif untuk 2000 orang saja, maka kita (Ummat) hanya butuh 80 ribu orang saja yang Concern atas hal ini, dan itu akan jauh lebih dari Cukup, untuk melakukan "Perubahan" mendasar atas sebuah Fenomena puluhan tahun yang selalu terjadi kalau "Rakyat itu bisa dibeli" oleh para Oligarki di Negri ini. Kongkritnya : kita butuh Perubahan mendasar, seperti contohnya : JANGAN MAU PEMILU DISEBUT SEBAGAI PESTA DEMOKRASI, INI BUKAN PESTA.... INI PEMBELAJARAN.

APA TUJUAN  AKHIRNYA.

SINGAPORE memiliki Material Parity Index hanya 50.000 saja, sementara kita (Indonesia) sudah diatas 600.000 ...???  minimal kita samakan saja dengan Malaysia (data dibawah), agar Masyarakat kita bisa merasakan "Keadilan" sesungguhnya. Bukan hanya Pertumbuhan yang selama ini selalu menjadi "Baromoter" sebuah kemajuan, kita perlu tambah Target nya, yaitu Pemerataan. Kongkritnya :  KITA BUTUH PEMIMPIN UNTUK MEWUJUDKAN MIMPI ITU, TIDAK CUKUP DISEDIAKAN OLEH PARA OLIGARKI DI NEGRI INI, KITA YANG HARUS MENENTUKAN..!!

Ini memang TUGAS BESAR nan MULIA ... insya Allah, dengan modal Bismillahirrohman nirrohim.... insha Allah diridhoi...amin.

Note :  Data tambahan 

"Nilai MPI Indonesia mencapai 584.478, sedangkan negara lain seperti Malaysia yang sebesar 152.926, Thailand 499.117dan Singapura 46.825"




Minggu, 18 Februari 2018

REVOLUSI MENTAL ( ......??????? )

Bismillahirrohman nirrohim,

Semoga tulisan ini bermanfaat, minimal buat anak2 gue nanti kalo gue udeh dipanggil Nya. Sebuah tulisan akan bermakna apabila bermanfaat buat kita, dan akan menjadi sampah apabila tak berguna.

Jujur saya dari awal tidak Pilih Jokowi dalam Pilpres 2014, tapi kritikan saya pada "Kepemimpinan" nya bisa saja dianggap ibarat Anjing menggonggong buat orang lain, namun buat saya, saya ngga perduli... kalau nanti pada akhirnya memang apa yang saya pikirkan adalah sebuah "Kebenaran", maka pada Hakekatnya sebenarnya saya sedang MEMBANTU JOKOWI, atau, saya sedang berusaha seminimal mungkin  untuk memperbaiki diri saya sendiri, seandainya saya jadi Presiden (ngarep.com).

Apapun keputusan Rakyat pada 2014, saya pikir 200 Juta Rakyat kita menerima, itulah Hebatnya Rakyat kita, di awal berbeda, namun apabila sudah ada keputusan Final, maka semua Menerima dengan Ikhlas, itulah yang saya sebut KEDEWASAAN BERDEMOKRASI,  kalaupun pada akhirnya di dalam perjalanannya ada 2 pihak yang selalu "Berbeda" pandangan,  menutrut saya itu sebuah KEKUATAN, anda bisa bayangkan Sebuah POTENSI ENERGY BESAR seperti layaknya sebuah ACCU, dengan 2 kutub yang BERBEDA (Negatif & Positif) , Kutub Positif & Negatif fiperlukan agar  LAMPU NYA  AKAN NYALA. Itulah Indahnya perbedaan.

Satu hal yang Saya Suka dengan Program JOKOWI adalah apa yang sering dulu selalu didengungkan, REVOLUSI  MENTAL ... saya Salut dan selalu mendukung apa yang sudah dilakukan dia untuk Menjadi Lokomotif perubahan dalam mewujudkan Revolusi Mental yang ada, seperti : Jokowi selalu meresmikan (Kerjaan besar tuh...) sebuah Project Infrastruktur, selalu DI HARI MINGGU (hari dimana sebagian besar kita - apalagi yg menjadi Karyawan - sedang LIBUR). Dan mungkin masih banyak lagi-hal2 lain yang sudah dan akan di REVOLUSI secara Positif (walaupun sebagian rekan pasti menilai Negatif pandangan saya ini).

Pandangan saya tentang sebuah Revolusi Mental, berdasarkan pada Syair dalam Lagi INDONESIA RAYA, yang selalu kita Nyanyikan bersama... "BANGUNLAH JIWA NYA, BANGUNLAH BADAN NYA, UNTUK INDONESIA RAYA.." Awalnya kita bangun Jiwa nya, baru kemudian badan nya.... bukan sebaliknya...!!! Ibarat seorang Bayi, ditiupkan RUH nya dulu, baru berkembang Fisik badan nya, AHLAK-ETIKA-JIWA nya terlebih dahulu, baru FISIK dan BANGUNAN NYA..

Namun Revolusi Mental Jokowi, sering membuat RASA ini juga "Terlukai" manakala ada Hal2 yang menurut saya Sangat Menyakitkan, untuk bisa dikatakan "Melukai" kami yang meyakini sebuah "Ad-Dien", Addien bukan hanya pemahaman "Agama" yang saya maksudkan, tapi Ad Dien sebagai sebuah Ekosystem sebuah Aturan di Masyarakat yang sudah TERPATRI KUAT dibawah alam bawah sadar Jutaan bangsa ini, Kongkritnya sebuah ADAB, SEBUAH ETIKA, SEBUAH AKHLAK.

Ambil sebuah Contoh, Kejadian Paspampres menghalang Anis maju ke Podium - untuk memberikan Hadiah. Menurut sebagian orang bisa jadi ini hanya hal sepele, tapi menurut saya ini Cermin sebuah Cara / Etika dimata Publik yang sangat-sangat TIDAK ETIS dan "Tidak memiliki ETIKA", Sarkasme nya TIDAK MEMILIKI ADAB untuk sebuah "Pertunjukan yang disaksikan oleh Jutaan Mata- anak2 kita...!!!! Saya tidak ingin "Menelanjangi" Sikap ini, tapi ada Perasaan Sedih.. manakala sebuah Sportifitas dikalahkan oleh sebuah "Kepentingan & Ego" dari sebuah Kejadian yang dianggap hanya sebuah "Panggung". Bro..anak2 kita sudah PINTER loh...!!!

Anak-anak generasi muda memiliki sudut pandang yang berbeda dengan Kejadian ini, ada yang beranggapan "Sangat PUAS..!!!" karena merasa "Lawan" dipermalukan didepan Jutaan Mata, ada bahkan seorang teman yang Lulusan Sarjana ITB (sekolah paling bergengsi loh di Negri ini), yang membandingkan "Maju dan memberikan Hadiah" sama dengan "Pergi ke Toilet"...???  Apa sudah Hancurkah Pemikiran anak bangsa di Negri ini ....?????? Merasuk di alam bawah sadarnya sebuah Pemikiran Rusak seperti itu..??? apa itu Tujuan REVOLUSI MENTAL nya JOKOWI..?? saya kok yakin bukan.


MARI BELAJAR DARI ALAM.

Kalau anda datang ke "Rumah orang", maka ETIKA mengajarkan agar kita selalu Menghormati TUAN RUMAH, bahkan sampai Hal-Hal yang terkait IBADAH seperti SHOLAT pun, kita diajarkan selalu menjunjung Tinggi ETIKA-ADAB-dan AKHLAK.  Saya secara Pribadi pun sedang belajar.... semakin saya belajar, semakin saya tersadarkan bahwa ada banyak hal yang harus diperbaiki, kadang untuk hal2 yang paling sederhana sekalipun.

Kembali kepada REVOLUSI  MENTAL sesuai Judul diatas, kalau nanti pada akhirnya REVOLUSI MENTAL itu memang sebuah Symbol, saya kok jadi semakin Yakin memang REVOLUSI MENTAL itu perlu diimplementasikan, khususnya terkait dengan REVOLUSI PERUBAHAN MENTAL YANG LEBIH BAIK, bukan Hanya REVOLUSI MENTAL tok ...!!!. 

BOHONG (MUNAFIK), juga sebuah AKHLAK yang harus dirubah menjadi JUJUR misalnya, karena merubah orang yang suka BOHONG dan menggantikan Sifat ini menjadi sebuah KEJUJURAN, ini sebuah Revolusi Mental yang perlu didukung, Jadi aneh aja sih kalau sebuah Revolusi mental malah dilakukan untuk sebuah "Penghancuran Akhlak" yang sudah baik, menuju Akhlak yang Tidak Baik.

"Memang Tidak mengajak Tuan Rumah maju memberi Hadiah adalah Akhlak tidak baik bro..??' Tanya teman2 yang Protes.

"Bagaimana yah menjelaskan nya... Wong ente sebagai Pendukung nya aja masih Berfikir kalo maju memberikan Hadiah dianggap sama dengan Pergi Ke TOILET ...??? " dari mana mulai ngajarin nya Gue ...???!!" Kata Mukidi.

"Mungkin itu hasil REVOLUSI MENTAL nya kali yah Bro ...??" Ungkap Temen.

"Nah... Tugas kita semua ME-REVOLUSI  MENTAL orang seperti itu, termasuk JOKOWI & TEAM". Atau mungkin .... mereka memang punya jargon REVOLUSI MENTAL karena itu yang harus dilakukan mereka, dan kita harus menerima hasil nya bro ...???' tanya rekan lagi.

"Oh... kalau itu yang dimaksud dengan REVOLUSI MENTAL dalam pandangan mereka (mau melakukan Revolusi Mental Akhlak & Etika menjadi lebih Buruk), maka kayanya Wajar, orang seperti Gue, akan terus TURUN mengingatkan MEREKA, dengan TANGAN (Kekuasan) yang saya miliki, minimal dengan HATI, karena itu adalah selemah-lemah Iman... dan GUE NGGA MAU LEMAH ...!!!" kalimat tuntas Mukidi.

Senin, 19/02/2018.


Jumat, 09 Februari 2018

TAKDIR DAN PETUNJUK (Wall'adi Qoddaro fa-Hada)

Bismillahirrohman nirohim,

Tulisan kali ini menggelitik pikiran saya, manakala saya harus memahami Surat Al-A'la (Yang Maha Tinggi), surat ke 87 dalam Al-quran khususnya di Ayat yang ke 3 (Dia yang menentukan Kadar (Takdir, maka Dia Juga yang menentukan Petunjuknya).

Masing-masing kita memiliki Taqdir nya sendiri-sendiri (yang berbeda-beda), karena kalau sama maka kita bisa nyontek dong ... hahahaha... (sorry becanda). 

Mari sama-sama coba kita renungkan.

Ketika seorang anak naik kelas dari Sekolah dasar ke Sekolah menengah, maka Takdir anak tersebut sudah tidak lagi berada di level SD - sudah naik Kelas ke SMP, itulah perjalanan Takdir Sang Anak, sehingga untuk bisa STAY dan Nyaman di SMP, dia tidak cukup hanya Diam, dia butuh Belajar dan mencari "Petunjuk" agar bisa "Bertahan" di SMP, bahkan bila perlu sampai dia lulus. Demikian seterusnya, bahkan sampai dia melanjutkan ke Perjalanan Takdir selanjutnya. TAKDIR & PETUNJUK  ibarat pasangan SERASI, yang saling menunjang, saling "Menguatkan".

Bagaimana Menyikapi Takdir.

Banyak para pemikir beberapa Dekade lalu memperdebatkan apakah Takdir itu ditentukan kita (sebagai Makhluk) atau itu sudah merupakan Ketentuan Sang maha Kuasa..?? Mencoba mendiskusikan dan membahas hal tersebut menurut saya bukan hal yang PENTING. Ibarat bermain Drama (Sinetron/Sandiwara), bukan menanyakan kita menjadi apa / siapa (memerankan siapa), namun akan jauh lebih penting "Apakah kita sudah mempelajari Karakter yang kita perankan..??", sudah seberapa Sungguh2 kita memerankan Peran tersebut, karena dengan demikian SANG SUTRADARA akan "Cukup Puas" dengan Peran yang kita mainkan, karena bisa jadi di Episode atau JUDUL berikut nya, Peran yang kita mainkan akan berganti / digantikan, Artis yang Sangat Hebat itu  harus bisa "Memainkan Segala Macam Peran" karena disitulah dia DI - UJI .... Begitulah Kehidupan.

Sandiwara kehidupan.

Di Dunia, kita hidup sangat-sangat singkat sekali, tiba-tiba tak terasa, Usia sudah mendekati 50 tahun, seakan akan masa kecil baru kemarin kita lalui. Tiba-tiba anak-anak kita sudah tumbuh menjadi Dewasa, menggantikan Peran kita, dan kita kembali seperti semula, layaknya seorang anak kecil - That's Life Cycle.

Ada skenario yang "bisa diprediksi" namun ada juga skenario "Spontan" yang memang diciptakan untuk menghidupkan Suasana Kehidupan, coba lihat ... Penonton bisa tertawa itu kalo ada schene / adegan spontan yang muncul diluar skenario, katakanlah Group Lawak misalnya. Bro ... tidak semua manusia itu Kolaris atau Melankolis, ada juga yang berjiwa Senguinis sejati. So... dalam periode singkat kehidupan ini, memang sebaiknya kita tidak terlalu Focus pada Fase "Panggung Sandiwara" nya Bro... ada yang jauh lebih Penting :  WHAT'S NEXT ..??  Jika Sandiwara ini akan berakhir.


Kapan Sandiwara ini Berakhir ..??

Beberapa "Pemain" sering lupa diri, menikmati Sandiwara Kehidupan ini, layaknya benar-benar sebuah Kenyataan Indah, atau Bahkan sering menghayati Kesedihan nya dengan "terlalu dalam" hanyut dengan "Irama Drama Sandiwara ini" sampai pada akhirnya tersadarkan manakala Episode ini akan berakhir, dan tidak berlanjut. Di titik ini semua hanya kembali menjadi CERITA. dan diujung ini, kita hanya bisa menikmati atau bahkan menyesali "Peran" yang kita mainkan, Award ataukah hanya sebuah kritikan dan cemoohan "penonton" pada Ujung nya ... THE END.

Di Alinea ke 3, saya mengungkapkan Taqdir ibarat peran yang harus kita mainkan, maka PETUNJUK tentang karakter peran, latar belakang, sejarah, lingkungan dan Sasaran / Tugas dari Peran yang kita mainkan sangat-sangat penting diketahui. Petunjuk tentang bagaimana agar peran tersebut bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya, Petunjuk tentang CARA terbaik dan Effektif untuk menunjang aktifitas peran kita, Petunjuk tentang dengan siapa saja kita harus berinteraksi agar kita bisa Sukses memahami Peran kita dan Petunjuk-Petunjuk lain nya.

Betapa Penting nya Petunjuk (Tools), ibarat sebuah SYARAT MUTLAK bagi Sang Pengembara pada KOMPAS nya, dan saya belajar untuk berani bilang .. Bahwa AL-QURAN itulah PETUNJUK Kehidupan, apapun Peran anda.


Al Quran sebagai Petunjuk.

Kalau Mesin Pencari KATA adalah Google, maka Alqur'an adalah Mesin Pencari MAKNA. dan Hebatnya lagi, dalam AL-QURAN anda menemukan Petunjuk Masa Lalu sekaligus Petunjuk Masa Depan, karena yang membuat AL-QURAN adalah yang membuat KITA, ibarat kita (Manusia) ini diibaratkan sebuah Hard Ware, maka Alquran adalah Software nya.

Sebagai Software kehidupan, anda memang tidak diharuskan melakukan Update / Install secara rutin, tapi jangan salahkan "Smart-Live (Perjalanan Kehidupan)" anda akan HANGS atau Penuh Virus kehidupan, yang ujung-ujung nya TIDAK  BERFUNGSI secara optimal, jika anda lupa bahwa secara alami nya, Hard ware yang anda miliki itu memiliki pasangan Software nya sesuai PABRIK-NYA.

Kecuali, jika anda memang di Produksi oleh BAYI TABUNG, dan diletakan di RAHIM seekor KERA, mungkin Wajar anda meninggalkan Software ini.



 







Kamis, 01 Februari 2018

AJABA / AJAIB - KEAJAIBAN DALAM KEHIDUPAN

Bismillahirrohmanirrohim,

Keajaiban (AJABA) dalam Kehidupan. Ini sebenernya impulse pikiran saat saya sujud sholat subuh jumat pagi ini, dikaitkan dengan Kerinduan akan Surat Al Kahfi (Surat ke 18) yang sering disarankan / diwajibkan dibaca setiap malam Jumat atau Hari Jumat.

Kata Ajaba (Keajaiban), memiliki akar kata : Ujibu (Aku Kabulkan), dan Subject nya Al-Mujib (Yg Maha Mengabulkan), dalam Alquran terdapat kata AJABA (Keajaiban), disandingkan dengan beberapa Hal, seperti AL Qur'anan Ajaba (Alqur an yang AJAIB), atau dalam sebuah KISAH Anak Muda yang "ditidurkan" selama 300 tahun lebih dalam sebuah GUA yang diceritakan dalam Surat Al-Kahfi (QS 18 - Ayat 9).


Keajaiban adalah NYATA.

Kita sering berfikir bahwa Hidup itu adalah NORMAL dan sesuai dengan kaidah2 Hukum Alam yang berlaku (diakui bersama), sehingga paradigma dengan Hasil = sesuai Apa yang dikerjakan, Paradigma tentang Sehat = apa yang dimakan & dilakukan, itu sah-sah saja ... Namun disayangkan seandainya pemikiran itu hanya bertumpu pada Ilmu Alam Semesta saja, tanpa Melibatkan Sang Maha Pencipta Alam Semesta ini. Karena semakin kita menjauhi Sang Pencipta Alam Semesta, maka kehidupan yang kita lalui akan terasa Hambar dan datar2 saja, tanpa sebuah KEAJAIBAN.

Saya hanya ingin menceritakan sebuah Kata yang sangat Terkait (Al-Mujib - Ujibu - Ajaba), yang makna secara sederhana nya (Yg Mengabulkan - Dikabulkan - KeAjaiban), dalam sebuah Urutan Proses. Sehingga anda akan menemukan Keajaiban manakala anda melakukan sesuatu yang memang harus "Dikabulkan", dan yang paling Utama, anda harus melibatkan SANG MAHA PENCIPTA YANG MENGABULKAN.


Pertanyaan BESAR nya.

Secara Subjective, terkadang kita merasa, kalau apa yang kita harapkan untuk dikabulkan adalah sebuah Keharusan untuk diwujudkan oleh NYA, sehingga saat apa yang menjadi DOA dan HARAPAN akan dikabulkan nya sebuah harapan, dan itu TIDAK TERWUJUD, maka kita menganggap kalau TUHAN itu TIDAK ADA. Apa seperti itu Logika nya..???

"Bisa jadi Engkau diberikan sesuatu yang engkau BENCI, PADAHAL itu BAIK untukmu, Sementara bisa jadi Engkau diberikan Sesuatu yang ngkau SUKAI, padahal itu BURUK untukmu..." (AlQuran).

Dengan demikian Jelas sudah, kalau Parameternya adalah BENCI & SUKA dari kaca mata kita, maka sebenernya kita belum mengikutsertakan TUHAN (ALLAH SWT) didalam Harapan dan Doa kita. Kita harus menempatkan diri kita hanya sebagai "Pelaksana Tugas" dari Sang Pencipta saja, dengan MENYERAHKAN SELURUH kehidupan dan melaksanakan ATURAN & Perintah-NYA, ITU...!!!

Selanjutnya .... KEAJAIBAN - PASTI DATANG ...!!! 

kalau pertanyaan nya KAPAN ...????  BIARKAN DIA YANG MENENTUKAN. Sebagai Mahluk, kita harus PASRAH dan IKHLAS menerima APA-PUN ketentuan nya, dengan demikian Hidup ini akan terasa Indah.

Salam,
Jumat, 0202-2018