Rezeki dan
Kekayaan
Bismillahirrohman nirrohim,
Saya ingin sharing ttg sebuah
pencapaian zakat tahun ini yang Insya
Allah meningkat 1000 % dibanding tahun lalu, dalam hal ini, point yang ingin saya sampaikan
bertujuan memberikan sebuah pesan sederhana, Bahwa Ummat Islam HARUS KAYA, dan
terus lebih Kaya, karena Rezeki yang yang Allah berikan pada kita di Alam
semesta saat ini sudah “tersedia”, tinggal bagaimana kita “menggapai nya”.
Sunatullah ttg Rezeki itu berlaku,
apabila kita tidak menggapai nya, maka orang
lain yang akan menggapainya, entah itu Muslim atau pun
bukan.
KEKAYAAN (PROSPERITY)
Ilmu kaya menurut saya sangat sederhana, sesuai rumus
terlampir.
3 Point Ilmu kaya yang saya
sampaikan ini bisa menjadi gambaran ttg perlunya sebuah Tools. Tools secara
gamblang dan simple bisa saya sederhanakan menjadi Harta dan Ilmu, itu standart minimal. Artinya
sebesar dan sekuat apapun diri kita, sebesar dan sekaya luas nya Sumber Daya
Alam yang kita miliki, maka akan bernilai = 0 manakala
kita tidak memiliki Tools tersebut.
Semua ini sudah tersedia di Dunia. Tinggal kita menggapainya atau
orang lain yang akan mengambil nya.???
Banyak diantara kita yang
berfikir bahwa HARTA adalah Value dari Kekayaan, akan kecolongan manakala
kita tersadarkan bahwa pada hakekatnya
Harta itu hanya sebuah ALAT.
Alat untuk menggapai
Rezeki dari Allah swt yang sudah disediakan .
REZEQI
Menurut Ust. Quraish Shihab, penjabaran Rezeki secara
Garis besar bisa merupakan Materi (terlihat) dan Non Materi (spiritual), dengan formula
yang saya rumuskan sbb :
Saya ingin mencoba melihat sebuah Rezeki dalam konteks pencapaian (harus diraih), sementara Kekayaan adalah
sebuah Hadiah (Rahmat dari Tuhan), maka pencarian sebuah Rezeqi adalah sebuah keharusan bagi setiap orang
apalagi seorang muslim, kenapa …?? Karena pada ujung nya dia harus berinfaq (Infaq = Shodaqoh + Zakat).
Karena, konsep Zakat yang dihitung dari Harta yang
didapat (setelah mengendap 1 tahun) dapat dibuktikan merupakan konsep yang adil. Saya mencoba membuat ilustrasi Pareto, dimana
10% manusia menguasai 90 % Asset (Rezeki
yang tersedia). Maka tidak mungkin akan terjadi Malapetaka dan kelaparan,
seandainya konsep Zakat 2,5% yang
dihitung dari Equity 10% manusia “penguasa” Asset tsb di distribusikan kepada seluruh
orang2 yang kurang beruntung, maka akan terjadi suatu keseimbangan pendapatan, artinya tidak aka nada manusia
yang kekurangan. Pertanyaan nya ..??
lalu dimana keberadaan mayoritas yg hamper
90% itu berada ??? mereka pada umumnya berada pada posisi =0 (tak memiliki Asset), karena kehidupan mereka adalah PAS-PAS an (Cash in = Cash Out).
Sebagai Muslim, saya harus
menjelaskan ini, mengingat hal ini
sering tidak pernah diajarkan di sekolah2, kita sering kali diajarkan pada
Penting nya CASH IN. focus pada pengendalian CASH OUT, dan terus menumpuk
EQUITY, dengan melakukan leveraging pada LIABILITY, yang pada akhirnya
menuju kepada seberapa besar Growth yang kita inginkan pada
ASSET kita. Tidak salah
kita berfikiran Materialistis seperti itu, namun seandainya kita berfikir secara urut dan
mengembalikan fungsi ini semua
kepada Distribusi secara alamiah, maka
ZAKAT ( dihitung dari EQUITY), merupakan
sebuah pijakan penting bagi kita, untuk
mengukur seberapa besar
kita mendapatkan Rezeki tsb.
Pantas banyak
orang KAYA di Negri
ini yang tidak
bisa mengeluarkan ZAKAT nya ,
sesuai dengan ajaran Islam, karena
Parameter Bisnis pun saat ini
memperkenankan DER diatas
100%. Artinya, pada dasarnya
Mereka terlihat KAYA (dengan Asset yg berlimpah), namun EQUITY nya minus, dan Mereka
tidak mendapatkan Rezeki
dari TUHAN.
Bagaimana seharusnya Kita
menyikapi Hal ini …??
Melihat rumusan Rezeki yang
bersifat Materiil dan Spiritual
tersebut, saya ingin mengatakan bahwa pada dasarnya keduanya adalah saling
melengkapi, contoh nya SEHAT adalah bisa
bersifat Material (fisik), namun juga bisa bersifat Spiritual (Jiwa), dengan
demikian penjabaran 5 point yang ingin
saya sampaikan harsu juga dilihat sebagai sebuag penggabungan antara nilai2
material dan spiritual. Namun untuk bisa melihat nya lebih mudah, marilah kita
menjelaskan satu persatu ttg sebuah
penjabaran 5 point tersebut.
ASSET :
Asset bisa bernilai sebuat Capital, namun bisa tangible dan
bisa juga intangible (seorang seniman terkenal, mungkin memiliki intangible
asset yang lebih besar disbanding dengan tangibe asset nya). Pada inti nya Penetuan nya
sbb : Asset = Equity + Liability.
EQUITY :
Modal dan kekuatan yang kita miliki, yang bisa pada akhirnya
menentukan berapa besar CASH IN yang
kita ingin dapatkan.
LIABILITY :
Beban / Leverage (daya ungkit), yang pada akhirnya
menentukan besar nya CASH
OUT yang
keluar.
Dari sejak lahir sampai Balita,
kita masih menjadi Liability
(beban) bagi orang tua kita
secara materil, namun juga bisa menjadi
Equity bagi orang tua kita dari
sisi emosional (buah hati). Dan menanjak usia remaja, nilai Equity kehidupan
kita semakin menurun mengikuti masa2 pencarian jati diri kita sendiri, yang
ingin terlepas dari ikatan
anak-orang tua. Dan pada
puncaknya diusia 40 th an,
kita semua harus sudah menjadi
ASSET untuk diri kita sendiri.
Secara Ekonomi, penempatan diri
kita menjadi Asset, ibarat menempatkan diri kita layaknya sebuah Perusahaan,
dimana nilai buku (book value) nya bisa dilihat dari Income statement dan
Neraca yang terjadi
selama 3 th berturut turut. Loh kok bisa …?? Iya, karena
sebagai sebuah Asset kita bisa bernilai
besar dan kecil tergantung
Neraca dan Cash Flow
yang kita punya. Bagaimana
pertumbuhan Asset setiap
tahun menentukan seberapa besar
Equity dan Liability
yang kita miliki setiap tahun nya.
Sebagai seorang anak
yang dilahirkan dari seorang
Guru SMP, saya
tidak pernah diajarkan itu,
sehingga hampir setengah perjalanan
hidup kami, dari mulai pendidikan sekolah
sampai perguruan tinggi, kami
Focus pada CASH IN, bahkan
sudah lebih dari 8 kali
kami pindah kerja, hanya untuk
mengejar itu, Saat ini kami sadar .. Bahwa Cash In pada dasarnya
hanya Output dari
Equity kami. Seharusnya kami
berfocus pada ASSET
bukan pada EQUITY.
Secara sederhana terkadang
hampir sulit menentukan perbedaan
besar nya Equity dengan besarnya
ASSET, yah karena
kita tidak pernah
diajarkan ttg besarnya
sebuah fungsi Leveraging
(Daya Ungkit). LIABILITY ternyata
bisa menjadi Leveraging
(daya ungkit) bila kita
menggunakan nya dengan BENAR
dan sesuai.
ASSET =
EQUITY + LIABILITY.
Di th 2010, setelah kami
terpuruk dengan bisnis
rental mobil dan derivative trading di Valas, kami mencoba membuka
bisnis property kecil2 an, membangun kost2 an di tanah yang
Alhamdulillah kami beli di th 2006,
sekitar 120 m2, kami bangun kost2 an
dengan 6 kamar
tingkat, Yang Alhamdulillah
disetiap kamarnya kami sediakan Shower dan kamar mandi,
layaknya sebuah Hotel, Alhamdulillah di
th 2011 Asset diluar
diri kami telah tercipta.
Saya sadar sebagai seorang pegawai
tidak lah mungkin kami memiliki
uang 300 juta untuk
membangun Asset ini sekaligus.
Dibutuhkan Laveraging (Liability), yang Alhamdulillah kami dapatkan dari KTA
Bank Mandiri, yang saat
ini (sudah 2 tahun berjalan ) Liability tsb tinggal 1/3
nya.
Saat ini, kami tersadarkan, bahwa kita bisa menjadi ASSET bagi
diri kita, manakala kita
sendiri bisa mengukur seberapa
besar Equity yang
kita miliki dan
berapa besar Liability
yang kita punya ..?? Jangan
pernah Focus pada
Penghasilan dan Pegeluaran
(CASH IN dan CASH Out),
karena Penghasilan dan
Pengeluaran pada dasarnya
hanyalah akibat dari
EQUITY dan LIABILITY
yg kita punya. Kita boleh mengontrol
Cash In dan Cash Out, tapi
Focus pada NERACA nya.
Income Statement (Arus KAS)
memang penting, tapi NERACA
jauh lebih penting.
Banyak diantara
kita (ya ituh, Pareto yg
90%) focus pada Cash Flow
keuangan, sehingga setiap tahun, kalaupun kita
memiliki Surplus dari Cash Flow,
umumnya kita tidak tempatkan
dalam sebuah Equity
yang benar2 Equity, Eh malah ditabung … padahal kalau kita menabung di BANK, maka Equity tersebut (Surplus
dari Cash Flow kita) menjadi Equity nya
pihak BANK. Seharusnya Equity yang
kita miliki (Equity = CASH In –
CASH Out) harus kita ciptakan menjadi Asset kecil yang
menghasilkan Income, yang
pada akhirnya nanti menggantikan peran
EQUITY kita sendiri ..(Mang ga mau pada
Pensiun apa ..??).
Equity itu juga
yang pada akhirnya
menentukan ZAKAT yang
harus kita bayarkan
(Ada hak orang miskin 2,5 % dari Equity
yang dimiliki oleh semua
Mahluk LOH …!!!), jadi logika nya
sangat sederhana, adalah RUGI
apabila kita memiliki
EQUITY yang setiap
tahun harus dikeluarkan 2,5%, namun itu
tidak berkembang. (Makin hari makin habis dong …??? Lah Iya, maka nya Equity nya harus berkembang, Jangan Di
tidurkan di Deposito Dong Bos…!!.), itulah
maka saya bilang seorang Muslim harus terus menjadi KAYA, agar bukan
saja kita tidak ingin Growth Equity nya diatas 2,5% (agar tidak minus dipotong
Zakat), namun kita harus punya Target
Pemberian ZAKAT yang secara
nominal terus meningkat dan
tumbuh (Itulah mengapa saya ingin bilang YOU
HARUS TERUS KAYA).
Alhamdulillah tahun 2012
ini, ZAKAT dari Equity yang harus saya
keluarkan nilai nya “TUMBUH”
mencapai 1000 % dari
nominal yang telah saya keluarkan dibanding
tahun 2011 lalu. Ini semua kami lakukan setelah kami berubah Focus dari Arus Kas disisi kiri, menjadi NERACA di sisi kanan. dan ternyata 3 Element itu (Asset, Equity dan Liability) adalah kunci parameter keberhasilan semua Perusahaan, dengan ROA, ROI, ROE dsb nya.... Diri Kita harus bisa kita jadikan layaknya sebuah Perusahaan Kecil, walaupun saat ini berada dalam posisi apapun juga.
Semoga Bermanfaat.
Salam, Rois M