Rabu, 15 Agustus 2012

Pesan I'tikaf Ramadhan 1433 H

Bismillahirrohman nirrohim,

I'tkaf Ramadhan tahun ini begitu berkesan bagi saya, bukan hanya karena I'tikaf kali ini tidak harus dengan cara mengambil cuti seperti layak nya I'tikaf tahun2 yang lalu, namun I'tikaf yang saya lakukan tetap dengan beraktifitas normal (pulang kerja langsung stay di Masjid). Oleh karena itu ada baik nya saya sharing dengan rekan2, khususnya bisa menjadi pesan untuk anak2 ku nanti saat mereka tumbuh remaja dan tumbuh menjadi lebih dewasa.

Ada beberapa point pesan I'tikaf yang bisa saya sharing disini.

1. I'tikaf di setiap masjid yang berbeda.

Kebetulan Ramadhan 1433 H ini, saya ingin mengunjungi beberapa Masjid2 di 5 penjuru Ibu kota Jakarta, tidak seperti beberapa Ramadhan yang lalu, yang hanya Stay di salah satu Masjid saja. dengan mengunjungi beberapa Masjid di 5 wilayah Jakarta (Jakarta Pusat di Masjid Baitul Ikhsan, Jakarta Selatan di Masjid Elnusa, Jakarta Timur di Masjid At-Tien, Jakarta Barat di Masjid Indosat, dan Jakarta Utara di Masjid Astra), dari 5 wilayah ini Alhamdulillah saya mendapat banyak "Sign" atau tanda sebuah kemajuan, sebuah Ghirah dan rasa Cinta kepada Al-Qur'an, baik itu dari kalangan Pria dan Wanita, baik orang tua maupun remaja, dan ada sebuah catatan menarik untuk saya tulis disini, terkait sebuah "Tanda Perbaikan Ummat" yang sangat significant, yaitu Sholat Subuh di Masjid At Tien, Jamaah yang hadir hampir menyamakan Sholat Jum'at, dan buat saya, tanda itu sudah menajdi bukti bahwa "Kekuatan Ummat Islam" sedang tumbuh dan berkembang.

2. Makna I'tikaf yang lebih berarti  (Pentinga nya mempersiapkan kematian).

Dengan canda dan ledek2 an di BBM Group keluarga kami, saya menulis " I'tikaf adalah latihan untuk tinggal didalam ruang 1X2 m2 yang akan kita tinggalkan nanti, sendiri, tanpa AC,.." karena anak saya (Sulthan / usia 6 th) menolak diajak I'tikaf karena dia bilang "Ngga ada AC nya".

3.  Menemukan Malam Lailatul Qadar.

Saya tidak ingin takabur dengan menulis ttg sebuah pertemuan dengan malam Lailatul Qadar, tapi buat saya inilah malam yang sangat berarti dan melebihi 1000 bulan, diusia yang menanjak diatas 40 tahun, baru kali ini saya bisa menikmati malam tersebut, malam "berhubungan" dengan Al-Qur'an.
Yah, kata kunci nya AL-Qur'an.
Dari beberpa penceramah, dari beberapa Ustadz yang memberikan Tausiah, khususnya cerita tentang Syeh Ahmad Yasin di Palestina, yang mengajarkan AL Qur'an kepada seluruh anak2 kecil Palestina, sehingga mereka Hafidz, ditengah kesulitan dan penderitaan yang mereka terima dari PENJAJAH ISRAEL, Syeh Ahmad Yasin menularkan semangat itu sejak lebih dari 50 th yang lalu, saya bisa mengatakan itu, dan sumber dari semua sumber kekuatan yang dihasilkan dari SUMBER KEKUATAN itu sendiri, yaitu AL-QUR'AN.

Al-Quran ibarat sebuah menu lengkap kehidupan, ia bisa hanya menjadi sebuah Irama alam semesta saat di bacakan, Ia bisa menjadi sebuah Inspirasi bagi para seniman Kaligrafi, Ia bisa menjadi sebuah Sajak dan Puisi yang menawan bagi Sang Sastrawan, Ia bisa menjadi Obat bagi para Psikolog dan Dokter Fisik dan Mental, Ia bisa menjadi Sumber dari Segala Pemecahan Persoalan Ekonomi Ummat, Ia bisa menjadi Arah tujuan semua mahluk hidup, Ia bisa menjadi Pedoman dan pegangan Hidup bagi manusia, dan yang terpenting Al Qur'an bisa menjadi buku SUMBER KASIH SAYANG.
Bisa menangis kita bila Al Qur'an sudah menjadi Teman dikala Gundah dan gulana, dan Tangisan itu indah nya tak akan bisa tergantikan dengan apapun juga, Pantas kira nya Khalifah Ustman bin Affan menikmati sekali Jamuan Al-Quran, saat dia terbunuh, sementara orang mungkin bisa saja mengatakan itu sebuah kekejaman...namun bagi saya itu sebuah pertunjukan Indah, dan bukti sejarah..bahwa Al-Quran memang melebihi Jiwa itu sendiri.

Untuk anak2 ku... Saya ingin berpesan, lakukan yang memang sudah nikmat papah temukan dalam Ramadhan tahun ini.

Salam,
RM
      

Tidak ada komentar: