Jumat, 16 Juli 2010

Ayahku, Sang Murrobi

Bismillahirohmaanirrohim,

Murrobi, sang guru dalam tinjauan saya sebagai seorang lelaki muslim.
Kata Murrobi menjadi kata pertama dalam proses pembelajaran sayyid dalam kehidupan santri nya. Ternyata benar, saat anak2 kita belajar tentang kehidupan dan dinamika nya, maka seorang ayah akan belajar HIDUP dari sudut pandang itu.
"Maka hendaklah ada sebagian golongan diantaramu yang menyeru kepada Allah" adalah fardhu kifayah yang sangat mulia yang jelas2 ditujukan kepada kita sebagai makhluk, cukup sebagian... Karena yg sebagian itulah yang mempengaruhi ummat secara keseluruhan, itulah Sang Murrobi, guru, Ustadz dalam kehidupan itu sendiri.

Seorang guru adalah seorang yg di Gugu dan di tiru, manakala saya bercermin dengan kehidupanku, maka Ayahku almarhum..adalah Sang Murrobi bagi kehidupanku saat ini. Dialah yang menanamkan pondasi awal kehidupan kami, masih sangat kuat dalam pikiran bawah sadarku, pelukan hangat dengan ayunan Ayat2 suci Nya, adalah senjata pamungkas dalam menyelaraskan letupan emosi2 ku saat dimasa emas (Golden age, 5 th pertama kehidupanku).
"Sholat...!!" Itu aktifitas yang HARUS kami semua lakukan sebagai murtabi dan anak2 nya. Karena itulah pondasi dan tiang segala amal kata nya, dan itu menjadi mantera manakala kami menikmati masa2 bermain kami yang harus kami lewati akan bebas dan aman kami lalui, jika sholat sudah kami lakukan.

Dia dipanggil kehadiratNya, persis ketika dinamika kehidupan yang kami lalui menemukan titik kritis dalam perjalanannya, dan titik itu harus kami "lewati" dengan jauh lebih sabar, lebih kuat dan lebih optimal. Semua itu membutuhkan peran Sang Murrobi baru...Murtabi yang harus siap menjadi Murrobi.
Ada pesan pribadi yang harus kami selesaikan untuk Sang Murrobi...bahwa Silaturrahmi harus dilanjutkan dan jauh lebih dikuatkan dari yang pernah pernah dilakukan.. Minimal Silaturrahmi diantara kami sebagai keluarga.

Insya Allah,...

Tidak ada komentar: