Sabtu, 05 Januari 2008

Kasus "Fighting Price" - Bangunlah Bangsa ku ...!!

Hampir satu tahun aku stay di Balikpapan,...

Ada sedikit moment yang membuatku sedikit tersinggung, berkaitan dengan "Fighting Price" penjualan komoditi Batubara, yang baru-baru ini mencuat di "sedikit" media kita.

Bukan karena nilai nya (mungkin masih relatif kecil - baca jutaan US$ / tahun), tapi karena bisa jadi kasus ini merupan sebuah modus (pola) orang-orang "berduit" mem-perdayakan (bukan mem-berdayakan) bangsa ini.

Fighting Price, dalam bahasa sederhana nya, adalah sebuah mekanisme permainan harga yang bertujuan mengurangi "setoran / pajak" kepada bangsa ini dengan demikian, mendapatkan keuntungan lebih, yang menjadi ketersinggungan saya, bagaimana mungkin sebuah komunitas sebuah bangsa sebesar Indonesia, bisa "Diam" menerima kejadian seperti ini, termasuk partai politik (yg kata nya adalah shareholder dari bangsa ini).

Uang, kata kunci nya, mungkin sedang "menjadi tuan" dari segala nya, untuk bangsa ini, lalu pertanyaan nya ... sampai kapan ...??? dan bagaimana dengan kata "Rakyat" yang sampai saat ini kata nya menjadi "Presiden Komisaris" dari bangsa ini...??? Atau mungkin, memang sang "Preskom" memang ditempatkan pada posisi "Tidak Tahu" terus, sehingga "Management" bangsa ini bisa berbuat demi kepentingan nya sendiri ...??

Bangunlah bangsa ku ... kalian memang terlalu lama "tertidur", dan Rumah ini (baca Indonesia), terlalu lama di kontrakin ke "pihak lain", sehingga sang pemilik tak pernah tahu (atau mungkin "tak sadar"), bahwa "biaya kontrak" nya jauh lebih murah dibanding harga pasar yang ada...

Bangunlah bangsa ku ... atau kalian akan "terbangun" saat kalian sadar, bahwa "pihak lain" yang ngontrak di rumah kita, sudah bisa membeli halaman depan rumah kita, yang saat ini digunakan untk "berdagang" dengan hasil "ngontrak" di rumah luas kita, dan yang menyakitkan .....
Transaksi nya, tanpa melibatkan sang "Preskom" ....

Bangunlah bangsa ku ... atau kalian akan "terbangun" saat kalian sadar, bahwa ternyata halaman depan rumah kita telah "tertutup" oleh dinding tinggi "sebuah toko" yang dibangun oleh orang yg dulu ngontrak di rumah kita.. dan kita semua bangsa ini, hanya bisa menanam singkong, yang dijual ke pemilik toko didepan, untuk dijual sebagai "keripik singkong"...??

Moga-moga ... ini hanya sebuah mimpi .....

Tidak ada komentar: