Senin, 19 Februari 2018

UMMAT-KU ..... (KECEMASAN 1400 TH LALU)

Bismillahirrohman nirrohim,

1400 Tahun lalu, Sang Nabi sebelum menghembuskan nafas terakhir nya mencemaskan nasib Ummat nya, sehingga kata2 terakhir yang terucap dari Bibir Mulya nya hanya " Ummat-ku... Ummatku...". Ada apa dengan Ummat nya saat ini ...??

Ada artikel yang menyakitkan pada th 2017 yang menghasilkan Material Parity Index negara kita masih diatas 600.000 (artinya 40 orang terkaya di Negri ini, memiliki hampir 600.000 kali dari rata2  Kekayaan Orang Indonesia), jauh diatas Singapore yang hanya 46.000 an saja. Artinya ada TUGAS SUCI yang harus diemban oleh Seluruh komponen bangsa ini untuk membuat KEADILAN semakin nyata di Negri tercinta ini.


PERAN OLIGARKI  DI NEGRI INI.

Tidak bisa dinafikan, bahwa Peran para Oligarki di Negri ini memang sudah Luar biasa mencengkram nya, bukan hanya pada Tataran Sosial, tapi juga pada tataran Politik dan Kekayaan, menariknya mereka (Para Oligarki) sudah puluhan tahun "Nyaman" dengan Kekayaan yang mereka miliki, dan saat nya kini, mereka "Memegang kendali" Politik di Negri yang kita cintai ini.

Peta hasil Pemilu 2014 dapat menggambarkan data tersebut, Oligarki masih menguasai hampir 50% suara Pemilu 2014. Walau secara implementasi, mereka memberikan "Tongkat" kekuasan nya pada kaum Nasionalis (PDIP), tak ada yang salah.... karena itulah Realitas nya.


Secara Positif,  apresiasi peran Oligarki di Negri ini mendapatkan Output yang bisa diterima oleh Rakyat secara keseluruhan, yaitu :  RASA  AMAN.


PILKADA  JAKARTA,  MERUNTUHKAN  PERAN  OLIGARKI  (TEST CASE).

Pilkada Jakarta th 2017 merubah Peran Oligarki yang selama ratusan tahun "Memegang" peranan kuat dalam Penguasaan Ibu Kota Negara ini, bahkan di saat Kemerdekaan (yang hampir didukung 100% Rakyat Indonesia), Oligarki di Negri ini masih belum terkalahkan, Sang Presiden, mesti "Ngungsi" dulu selama hampir 4 tahun (1945-1949) untuk memberikan waktu bagi para Oligarki melakukan Konsolidasi kekayaan mereka yang terkumpul ratusan tahun di Negri ini, waktu yang cukup lama untuk sebuah Konsolidasi KEKAYAAN para Oligarki di Negri ini.


PERAN  UMMAT  &  KEPEMIMPINAN  UMMAT.

Ummat itu ibarat "Gerbang" kereta, dia tak akan jalan tanpa Lokomotif, sebaliknya Lokomotif tak akan ada artinya jika tidak ada Gerbong yang dibawa, pada akhirnya sesuatu bisa disebut KERETA, apabila ada LOKOMOTIF dan GERBONG nya. Awalnya kita Ummat berharap pada "Kehadiran Peran Partai Politik" dalam menghadapi tantangan Ummat saat ini, tapi apa mau dikata, mereka para Elite Partai Politik sedang sibuk dengan "Keberadaan" nya sendiri, sibuk dengan "Tugas internal" nya untuk melakukan "Konsolidasi Kekuatan" untuk memenuhi tuntutan para "Share Holder" nya, para Oligarki. Saya masih melihat Partai2 yang "dibangun OLEH Ummat" masih relatif lebih kuat dibanding Partai yang dibangun oleh para Oligarki. GOLKAR sebagai partai Oligarki tak luput dari "sasaran" perebutan para Oligarki di Negri ini.

Atas kondisi "Dilematik" dan Pragmatis seperti itu, timbul Kerinduan Ummat terhadap "sosok" Pemimpin yang bisa dijadikan "Lokomotif" Perubahan Ummat ditengah "Sibuk" nya para Elite (Khususnya Elite Partai Politik yang dibangun Ummat). Munculnya Habib Riziq Sihab mengambil momentum untuk menjadi "Lokomotif sementara" Ummat bisa diterima dengan tangan terbuka oleh Ummat, minimal untuk Jangka Pendek - Meruntuhkan Peran para Oligarki - di kamar mereka sendiri - JAKARTA.

Oligarki di Jakarta, di Pusat Jantung Ibukota - RUNTUH walau hanya sesaat.

Ahok, PDI-P bahkan Habib Riziq sekalipun... adalah "Aktor" dari Sandiwara para Oligarki di Negri ini, ini persepsi awal saya manakala melihat fakta seperti ini, namun setelah melihat Ghirah dan Semangat yang muncul dalam Komponen-komponen masyarakat yang merindukan kembali munculnya sang "LOKOMOTIF" secara Nasional dan berjangka panjang.... ada kegamangan Oligarki saat ini ... saya pernah bilang / mengistilahkan "Bandar" buat para Oligarki di Negri ini...ada "Permainan" yang sulit mereka prediksi, sama halnya SULIT nya para BANDAR meyakinkan agar HRS Balik ke Negri ini. Ini Fakta......


MOMENTUM  BUAT  RAKYAT  UNTUK  MENDESAK  PARA  ELITE  NEGRI INI.

KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA, sebaiknya menjadi TUJUAN BERSAMA kita sebagai Rakyat untuk "memaksa" para Elite agar sadar dan kembali kepada Tujuan Awal mereka semua berkontribusi buat kemajuan Bangsa ini, terasa seperti Idealisme kosong ...??? Ngga apa2... asal kita niatkan sebagai sebuah Keihklasan, insya Allah apapun hasilnya nanti, kita serahkan kepada Allah swt.

Kalau seandainya setiap orang di Negri ini, memiliki akses memberikan informasi fositif untuk 2000 orang saja, maka kita (Ummat) hanya butuh 80 ribu orang saja yang Concern atas hal ini, dan itu akan jauh lebih dari Cukup, untuk melakukan "Perubahan" mendasar atas sebuah Fenomena puluhan tahun yang selalu terjadi kalau "Rakyat itu bisa dibeli" oleh para Oligarki di Negri ini. Kongkritnya : kita butuh Perubahan mendasar, seperti contohnya : JANGAN MAU PEMILU DISEBUT SEBAGAI PESTA DEMOKRASI, INI BUKAN PESTA.... INI PEMBELAJARAN.

APA TUJUAN  AKHIRNYA.

SINGAPORE memiliki Material Parity Index hanya 50.000 saja, sementara kita (Indonesia) sudah diatas 600.000 ...???  minimal kita samakan saja dengan Malaysia (data dibawah), agar Masyarakat kita bisa merasakan "Keadilan" sesungguhnya. Bukan hanya Pertumbuhan yang selama ini selalu menjadi "Baromoter" sebuah kemajuan, kita perlu tambah Target nya, yaitu Pemerataan. Kongkritnya :  KITA BUTUH PEMIMPIN UNTUK MEWUJUDKAN MIMPI ITU, TIDAK CUKUP DISEDIAKAN OLEH PARA OLIGARKI DI NEGRI INI, KITA YANG HARUS MENENTUKAN..!!

Ini memang TUGAS BESAR nan MULIA ... insya Allah, dengan modal Bismillahirrohman nirrohim.... insha Allah diridhoi...amin.

Note :  Data tambahan 

"Nilai MPI Indonesia mencapai 584.478, sedangkan negara lain seperti Malaysia yang sebesar 152.926, Thailand 499.117dan Singapura 46.825"




Tidak ada komentar: