Minggu, 18 Februari 2018

REVOLUSI MENTAL ( ......??????? )

Bismillahirrohman nirrohim,

Semoga tulisan ini bermanfaat, minimal buat anak2 gue nanti kalo gue udeh dipanggil Nya. Sebuah tulisan akan bermakna apabila bermanfaat buat kita, dan akan menjadi sampah apabila tak berguna.

Jujur saya dari awal tidak Pilih Jokowi dalam Pilpres 2014, tapi kritikan saya pada "Kepemimpinan" nya bisa saja dianggap ibarat Anjing menggonggong buat orang lain, namun buat saya, saya ngga perduli... kalau nanti pada akhirnya memang apa yang saya pikirkan adalah sebuah "Kebenaran", maka pada Hakekatnya sebenarnya saya sedang MEMBANTU JOKOWI, atau, saya sedang berusaha seminimal mungkin  untuk memperbaiki diri saya sendiri, seandainya saya jadi Presiden (ngarep.com).

Apapun keputusan Rakyat pada 2014, saya pikir 200 Juta Rakyat kita menerima, itulah Hebatnya Rakyat kita, di awal berbeda, namun apabila sudah ada keputusan Final, maka semua Menerima dengan Ikhlas, itulah yang saya sebut KEDEWASAAN BERDEMOKRASI,  kalaupun pada akhirnya di dalam perjalanannya ada 2 pihak yang selalu "Berbeda" pandangan,  menutrut saya itu sebuah KEKUATAN, anda bisa bayangkan Sebuah POTENSI ENERGY BESAR seperti layaknya sebuah ACCU, dengan 2 kutub yang BERBEDA (Negatif & Positif) , Kutub Positif & Negatif fiperlukan agar  LAMPU NYA  AKAN NYALA. Itulah Indahnya perbedaan.

Satu hal yang Saya Suka dengan Program JOKOWI adalah apa yang sering dulu selalu didengungkan, REVOLUSI  MENTAL ... saya Salut dan selalu mendukung apa yang sudah dilakukan dia untuk Menjadi Lokomotif perubahan dalam mewujudkan Revolusi Mental yang ada, seperti : Jokowi selalu meresmikan (Kerjaan besar tuh...) sebuah Project Infrastruktur, selalu DI HARI MINGGU (hari dimana sebagian besar kita - apalagi yg menjadi Karyawan - sedang LIBUR). Dan mungkin masih banyak lagi-hal2 lain yang sudah dan akan di REVOLUSI secara Positif (walaupun sebagian rekan pasti menilai Negatif pandangan saya ini).

Pandangan saya tentang sebuah Revolusi Mental, berdasarkan pada Syair dalam Lagi INDONESIA RAYA, yang selalu kita Nyanyikan bersama... "BANGUNLAH JIWA NYA, BANGUNLAH BADAN NYA, UNTUK INDONESIA RAYA.." Awalnya kita bangun Jiwa nya, baru kemudian badan nya.... bukan sebaliknya...!!! Ibarat seorang Bayi, ditiupkan RUH nya dulu, baru berkembang Fisik badan nya, AHLAK-ETIKA-JIWA nya terlebih dahulu, baru FISIK dan BANGUNAN NYA..

Namun Revolusi Mental Jokowi, sering membuat RASA ini juga "Terlukai" manakala ada Hal2 yang menurut saya Sangat Menyakitkan, untuk bisa dikatakan "Melukai" kami yang meyakini sebuah "Ad-Dien", Addien bukan hanya pemahaman "Agama" yang saya maksudkan, tapi Ad Dien sebagai sebuah Ekosystem sebuah Aturan di Masyarakat yang sudah TERPATRI KUAT dibawah alam bawah sadar Jutaan bangsa ini, Kongkritnya sebuah ADAB, SEBUAH ETIKA, SEBUAH AKHLAK.

Ambil sebuah Contoh, Kejadian Paspampres menghalang Anis maju ke Podium - untuk memberikan Hadiah. Menurut sebagian orang bisa jadi ini hanya hal sepele, tapi menurut saya ini Cermin sebuah Cara / Etika dimata Publik yang sangat-sangat TIDAK ETIS dan "Tidak memiliki ETIKA", Sarkasme nya TIDAK MEMILIKI ADAB untuk sebuah "Pertunjukan yang disaksikan oleh Jutaan Mata- anak2 kita...!!!! Saya tidak ingin "Menelanjangi" Sikap ini, tapi ada Perasaan Sedih.. manakala sebuah Sportifitas dikalahkan oleh sebuah "Kepentingan & Ego" dari sebuah Kejadian yang dianggap hanya sebuah "Panggung". Bro..anak2 kita sudah PINTER loh...!!!

Anak-anak generasi muda memiliki sudut pandang yang berbeda dengan Kejadian ini, ada yang beranggapan "Sangat PUAS..!!!" karena merasa "Lawan" dipermalukan didepan Jutaan Mata, ada bahkan seorang teman yang Lulusan Sarjana ITB (sekolah paling bergengsi loh di Negri ini), yang membandingkan "Maju dan memberikan Hadiah" sama dengan "Pergi ke Toilet"...???  Apa sudah Hancurkah Pemikiran anak bangsa di Negri ini ....?????? Merasuk di alam bawah sadarnya sebuah Pemikiran Rusak seperti itu..??? apa itu Tujuan REVOLUSI MENTAL nya JOKOWI..?? saya kok yakin bukan.


MARI BELAJAR DARI ALAM.

Kalau anda datang ke "Rumah orang", maka ETIKA mengajarkan agar kita selalu Menghormati TUAN RUMAH, bahkan sampai Hal-Hal yang terkait IBADAH seperti SHOLAT pun, kita diajarkan selalu menjunjung Tinggi ETIKA-ADAB-dan AKHLAK.  Saya secara Pribadi pun sedang belajar.... semakin saya belajar, semakin saya tersadarkan bahwa ada banyak hal yang harus diperbaiki, kadang untuk hal2 yang paling sederhana sekalipun.

Kembali kepada REVOLUSI  MENTAL sesuai Judul diatas, kalau nanti pada akhirnya REVOLUSI MENTAL itu memang sebuah Symbol, saya kok jadi semakin Yakin memang REVOLUSI MENTAL itu perlu diimplementasikan, khususnya terkait dengan REVOLUSI PERUBAHAN MENTAL YANG LEBIH BAIK, bukan Hanya REVOLUSI MENTAL tok ...!!!. 

BOHONG (MUNAFIK), juga sebuah AKHLAK yang harus dirubah menjadi JUJUR misalnya, karena merubah orang yang suka BOHONG dan menggantikan Sifat ini menjadi sebuah KEJUJURAN, ini sebuah Revolusi Mental yang perlu didukung, Jadi aneh aja sih kalau sebuah Revolusi mental malah dilakukan untuk sebuah "Penghancuran Akhlak" yang sudah baik, menuju Akhlak yang Tidak Baik.

"Memang Tidak mengajak Tuan Rumah maju memberi Hadiah adalah Akhlak tidak baik bro..??' Tanya teman2 yang Protes.

"Bagaimana yah menjelaskan nya... Wong ente sebagai Pendukung nya aja masih Berfikir kalo maju memberikan Hadiah dianggap sama dengan Pergi Ke TOILET ...??? " dari mana mulai ngajarin nya Gue ...???!!" Kata Mukidi.

"Mungkin itu hasil REVOLUSI MENTAL nya kali yah Bro ...??" Ungkap Temen.

"Nah... Tugas kita semua ME-REVOLUSI  MENTAL orang seperti itu, termasuk JOKOWI & TEAM". Atau mungkin .... mereka memang punya jargon REVOLUSI MENTAL karena itu yang harus dilakukan mereka, dan kita harus menerima hasil nya bro ...???' tanya rekan lagi.

"Oh... kalau itu yang dimaksud dengan REVOLUSI MENTAL dalam pandangan mereka (mau melakukan Revolusi Mental Akhlak & Etika menjadi lebih Buruk), maka kayanya Wajar, orang seperti Gue, akan terus TURUN mengingatkan MEREKA, dengan TANGAN (Kekuasan) yang saya miliki, minimal dengan HATI, karena itu adalah selemah-lemah Iman... dan GUE NGGA MAU LEMAH ...!!!" kalimat tuntas Mukidi.

Senin, 19/02/2018.


Tidak ada komentar: