Selasa, 14 Mei 2013

DISIPLIN WAKTU, MARI BELAJAR DARI TUKANG KETOPRAK

Bismillahirrohman nirrohim,

Cerita ttg Tukang Ketoprak, adalah cerita masa kecil saya di Tg. Priok, tepat nya di Jalan Mahoni, dan sampai saat ini kejadian tersebut masih terus berulang, walau sudah 40 tahun lebih berjalan. Saya hanya ingin mencoba melihat kedisiplinan waktu dari sudut mata seorang Tukang Ketoprak, karena kehidupan yang dilalui nya relatif stagnan, tidak berubah, Tetap menjadi tukang Ketoprak. Bukan berarti saya menapikan kedisiplinan yang diterapkan di Angkatan Bersenjata misalnya (Karena saya juga pernah ikut Latihan dasar Kemiliteran di RINIFDAM JAYA, di Condet selama hampir 3 bulan)

Beberapa waktu lalu, saya menyampaikan ini kepada anak2 saya, saat saya menyuruhnya membeli Ketoprak di sekitar rumah kami, saat kami ingin makan malam. "Belajar lah disiplin, dari seorang Tukang Ketoprak ...!" kata saya memberikan statement, "Kenapa Pah ..?? tanya anak ku.

Mari kita lihat alur kerja Tukang Ketoprak (karena saya kebetulan tinggal bersebelahan saat kecil dengan kehidupan Tukang ketoprak yang ngontrak di samping rumah saya, Seorang Tukang Ketoprak, umumnya tinggal sendiri di Kota Jakarta (anak dan istri nya umumnya tinggal di kampung halaman), dan mereka tinggal secara bergerombol dan menetap di sudut2 kota, mencari tempat tinggal yang relatif terjangkau, sekedar untuk tidur dan masak. Kegiatan dimulai sekitar pukul 3 pagi, saat mereka harus menyiapkan lontong & ketupat, serta bumbu kacang yang harus diolah, sekitar pagi hari (sesuah azan subuh), mereka melanjutkan nya dengan pergi ke pasar, untuk berbelanja kebutuhan dagangan nya (kerupuk, mie bihun, minyak goreng dll), pulang dari pasar jam 10 an pagi, dilanjutkan dengan menggoreng dan mempersiapkan nya bahan2 tersebut untuk di masak. Pukul 13-14 siang hari, umumnya semua masakan tsb sudah selesai di masak, tinggal merapihkan dan mempersiapkan untuk berjualan ke tempat mangkal nya. Pukul 15-16 sore hari umumnya mereka sudah siap berangkat jualan. dan pergi ke tempat dimana mereka mangkal di pinggir jalan. Mereka berjualan umumnya hingga larut malam (sekitar Pukuk 22.00 sampai 23.00 WIB) setiap hari nya. Dan pulang kerumah kembali (Biasa nya sampai di rumah sekitar pukul 24.00), di Jam2 seperti inilah (saat mereka pulang), saya kecil sering membeli Ketoprak di malam hari (Harga sama, tapi Quantitas beda / biasa nya banyak). 

Kegiatan mereka dimulai di Pukul 03.00 dini hari, dan di akhiri pada malam hari Pukul 24.00 WIB, dan mereka melakukan nya secara rutin 7 Hari seminggu (ngga ada hari Off). Untuk istirahat dari kegiatan rutin nya, umumnya 3 bulan sekali mereka (selama beberapa hari)  pulang ke Kampung halaman, dan menyempatkan Silaturrahmi bersama anak2 dan istri mereka. Kehidupan yang sempurna, dan sangat2 sederhana .....

Saya ingin mengajarkan ini kepada anak saya, betapa seorang Tukang Ketoprak mengajarkan kepada kami sebuah POLA DISIPLIN Waktu yang luar biasa ketat, dan saya malu untuk sekedar "Bercermin" bila seandainya kita tidak belajar dari Disiplin menggunakan waktu dan menjalaninya dengan ikhlas dan semangat luar biasa, Seorang Tukang Ketoprak.

Yang menarik nya, Hanya di Jawa saya mengenal makanan yang setiap piring nya di oleh secara langsung, dengan menguleknya dengan segenap tenaga. Karena di Pekanbaru Ketoprak tidak ada, dan kalaupun ada makanan sejenis ketoprak / Gado2. maka mereka tidak mengulek nya, namun tinggal menyiram nya langsung, layaknya sambal saja. Dimana seni nya ...??? "Mas Bawang Putihnya di lebihkan sedikit, dan gula merah nya sedikit aja..!!... mungkinkah beberapa tahun kedepan, masih ada tukang Ketoprak lagi ...??? Minimal Ketoprak Humor mungkin jadi teman masa lalu dan kawan dalam tersenyum.

Salam,
RM

Tidak ada komentar: