Sabtu, 11 Desember 2010

Al-Fatihah : Sumber semua Kebijaksanaan

Bismillahirrohman nirrohim,

Mengupasa dan menafsirkan sebuah surat dalam Al Qur'an merupakan tugas para ahli tafsir..tapi mencoba melihat Al Fatihah dari kacamata seorang Rois, yang sedang berusaha mencintai nya..adalah sebuah expresi diri, ditengah indahnya gerimis pagi di Minggu,12/12.
Bermula dari tulisan ayah Edi tentang hilangnya makna Kebijaksanaan dalam proses pendidikan generasi kita saat ini, saya mencoba menelaah kembali asal sebuah wisdom (kebijaksanaan) dimulai, dari era Socrates,Kong Hu Tsu,Sang Budha dan seterusnya hingga saat ini...
Muara nya akhirnya berakhir pada inti diri kita sendiri...Ruh kita sendiri...karena suatu yang abstrak harus dipasangkan dengan hal yg abstrak...Kebijaksanaan adalah abstrak, Ruh manusia lah yg bisa merasakan nya.

Pikiran juga terkadang abstrak...namun di era teknologi modern saat ini..pikiran bisa ditransformasikan kedlam bagian2 yang lebih kecil dalam bentuk yang sinyal dan code digital...walaupun itu hanya input saja menurut hemat saya. Pikiran juga terkait dengan emosi atau bisa juga sebaliknya.
Namun pikiran masih sebatas bagian dari kebijaksanaan..sehingga memahami kebijaksanaan dengan akal pikiran ibarat menggarami lautan...Lalu apa sebenarnya kebijaksanaan itu sendiri???

Kebijaksanaan sering muncul dalam kondisi dan frequensi tertentu dalam kehidupan kita, umumnya kondisi Teta..karena diditulah letak Trance dan ekstasi diri terjelma..untuk kondisi lain, dalam frquensi delta maupun beta, hidup kita sering bermain di arena realitas yang semu...realitas nyata...kok bisa menyamakan realitas semua & nyata dalam sebuah wadah yg sama..??
Yah realitas semu dalam kenyataan..dan realitas nyata dalam ke semu an. Contoh konkrit nya..Nikmat makan, sering nikmat makan kita jadikan seakan realita nyata dalam bentuknya yg materi, namun rasa itu hanya sebatas di atas kerongkongan saja...berapa detik setelah turun dari kerongkongan, maka realitas semu lah yg kita temukan...nikmat makan didalam mulut kita bisa kita katakan realitas nyata maupun realitas semu manakala pikiran kita sudah dalam tingkat kesadaran penuh akan "penting nya air liur" dalam proses pencernaan.
Dengan demikian, semua akhirnya kembali pada kenyataan bahwa "air liur" itu sendiri adalah sumber dari realitas itu sendiri. Dg menjalani scenario NLP, maka tidak tertutup kemungkinan kita bisa makan durian, dengan air liur kita sendiri, tanpa harus mengunyah durian itu sendiri..."Ngiler" bahasa keren nya.

Lalu, belajar dari semua realitas dan kebijaksanaan yg coba saya kupas, jujur pada akhirnya kita harus menyadari bahwa sumber dari semua sumber kebijaksanaan pada akhirnya berpusat pada Sang Pencipta Air liur kita...Sang Maha Agung, Sang Maha Bijaksana...
Islam kembali lagi mengajarkan ummat nya untuk membuat statement of life...17 kali dalam sehari...untuk menyadarkan diri kita sendiri..bahwa kita harus Bijaksana..3 ayat dalam 17 X minimal kita ucapkan..Dia Sang pembuat air liur kita yang maha Penyayang,Maha Kasih,dia Pencipta Seluruh Alam semesta..Dia Raja di HARI NANTI...saya tersadar saat berhenti di kalimat ini, bukankah Dia bisa berkata Dia Raja di seluruh HARI...?? Tapi kenapa hanya menyatakan di HARI NANTI...???
Ternyata kebijaksanaan tentang sebuah kematian bukanlah akhir dari kehidupan terjawab sudah, dan Socrates memilih kematian karena kesadaran nya mengajarkan bahwa HARI NANTI jauh lebih penting dari pada hari ini...hari ini mungkin Raja kehidupan kita semua adalah Harta,Tahta,Wanita..namun untuk HARI NANTI...Dia adalah Raja dari semua nya....HARI NANTI yg kita semua hanya bisa sadari dalam frequensi Teta dan Alfa...HARI NANTI yg hanya dinikmati oleh JIWA dan RUH kita, sementara unsur badan dan materian kembali pada saat asal nya..Tanah & menghilang di telan BUMI.

Hanya kepada Nya kita menyembah dan meminta pertolongan...atas nama PERJALANAN...hidup dikiaskan dalam sebuah PERJALANAN, bukan tujuan..ah..Indah sekali statement itu, Perjalanan..berbahagialah orang yg sering Travel dan Rihlah...karena anda sudah memainkan peran Perjalanan..dari PERJALANAN hidup sesungguhnya. Kita minta pada Nya..agar PERJALANAN hidup kita di beri Arah dan Peta yg BENAR...seperti orang2 dahulu yg pernah diberi NIKMAT atas PERJALANAN tersebut...seperti Nabi Sulaiman..yg menjadi inspirasi kaum Yahudi...seperti Nabi Isa yang menjadi Insiprasi Kaum Nashrani..seperti Nabi Muhammad yang menjadi Inspirasi semua Muslim.
Dan kita minta agar PERJALANAN kita tidak seperti FIRAUN, tidak seperti IBLIS, tidak seperti NAMRUJ...dll.

Pada akhirnya, Statement 7 ayat yg dibaca dan di iqrar kan minimal 17 X dalam sehari..sebenarnya adalah ikrar bahwa kita BUTUH Setetes cahaya kebijaksanaan dari SUMBER seluruh sumber Kebijaksanaan...Oh..kita semua ibarat debu..yang terbang...kita butuh Anugrah Nya...dalam AL-Fatihah.

Salam, RM

Tidak ada komentar: