Selasa, 23 November 2010

Nikmat & Kenikmatan dalam Kehidupan

Bismillahirrohmaanirrohim,

Menulis ttg makna nikmat dan kenikmatan dalam kehidupan ibarat menceritakan "rasa" secara subjective, dimana masing2 orang akan memiliki hasrat yg berbeda beda. Namun tulisan ini ditujukan pada kaum yang ingin mencari dan terus mencari arti dan hakekat kebahagiaan sejati.
Apa yang paling nikmat kita rasakan dalam hidup? Apakah kenikmatan itu yg menjadi tujuan nya? Lalu apa kaitan antara kenikmatan dan kesenangan?. Sesuatu yg nikmat menimbulkan effek senang, itulah kenapa di dalam tubuh kita terdapat sebuah enzim, yang akan "dikeluarkan" otomatis dalam diri kita, manakala kita mendapatkan kenikmatan. Contoh paling sederhana saat lapar, dan kita bisa makan, maka tubuh mengeluarkan Enzim yg bercampur didalam darah kita yg diakibatkan oleh Nikmat nya makan.
Enzim tersebut bereffek thdp rasa senang/ perasaan senang itulah yg dirasakan tubuh sehingga secara tak sadar, tubuh kita sangat "menikmati makan". Hal ini akan menjadi paradoks manakala kita membandingkannya dengan anak kecil (usia 4 th spt Sulthan), yg justru membenci "Nikmat makan" yg dirasakan oleh kita2 yg bisa merasakan nya. Lalu apa yang membuat anak seusia 4 th merasa nikmat?, yah "Nikmat bermain" mungkin. Ternyata ada berjuta- bahkan bermilyar milyar nikmat yang ada di alam semesta ini.
"Maka nikmat Tuhan mana lagi yang telah kamu dusta kan???" (Ar Rahman), kadang menjadi Reminder kehidupan kita.

Seperti contoh kehidupan, antara kita (orang dewasa) dengan anak usia 4 tahun tadi, yg berbeda dalam mengejar kenikmatan hidup di dunia fana ini, maka bagaimana mungkin kita bisa sama dalam meraih tujuan menggapai kenikmatan hidup yang abadi..??! Mungkin ini bisa dijadikan renungan bagi kaum "Ulama" yang bertugas mendidik ummat. Karena Ummat pada dasarnya memiliki 2 emosi dasar dalam kaitan nya dg perilaku sosial yang timbul, Emosi menghindar dari Ketakutan/ke khawatiran, dan Emosi mengejar kesenangan.
Untuk Emosi dalam menghindar dari apa yg ditakutkan, Insting hewani kita sudah sangat lengkap tercipta, dan itulah kenapa kita secara umum sering bergerombol, ber sosial, ber gabung, dan membentuk sebuah komunitas. Rasa/ Emosi TAKUT menciptakan kebersamaan.
Sementara Emosi mengejar kesenangan/ kenikmatan Merupakan emosi positif yang harus terus di manage, di arahkan pada tujuan yg mulia, apalagi ditengah dinamika sosial saat ini yg sering "membutakan mata hati kita" manakala kita kurang pandai melihat nya. Mengejar kenikmatan/kesenangan adalah Fitrah dan Anugrah tersendiri dalam kehidupan, Itulah kenapa Syurga diciptakan, itulah kenapa Sejarah mencatat Kisah Sulaiman AS dengan seluruh kekuasaanNya, sejarah mencatat Firaun dengan kerajaannya, sejarah mencatat Keluarga Imran dengan kesalehannya.
Ada saat dimana kita sebagai manusia berhenti (atau bahkan dihentikan) oleh Tangan dan Kekuasaan Nya, dengan niat Kasih SayangNya, untuk sedikit merasakan Kenikmatan lain NON FISIK, dan bersifat Meta Fisik, entah itu dalam keheningan malam, entah itu dalam Kesakitan, entah itu dalam Kesedihan...untuk Mencerna arti "Kenikmatan Lain" yang hanya bisa dirasa, bagi kita yang pernah bersentuhan dengan Nya.

Kenikmatan itu, sering bersemayam dalam diri kita, namun sesaat..karena tak ada yg abadi di dunia yg fana ini. Orang menyebutnya Kenikmatan Iman...Kenikmatan untuk merasa dekat denganNya..dan ada benarnya, kalau pada akhirnya Puncak dari seluruh kenikmatan hakiki, adalah bertemu dengan Sang Maha Pencipta nanti, di alam akhir...yang menjadi pertanyaan sekarang bukan siapkah kita bertemu,bukan itu...namun seberapa jauh anda berusaha dan mengejar impian atas kesenangan hakiki itu...??? Mau sholat Tahajjud saja susah dan berat nya setengah mati...

Salam, RM
Ditulis, saat bisa menikmati Sholat malam

Tidak ada komentar: