Selasa, 09 September 2008

AFIRMASI KEHIDUPAN DALAM SURAT AL-FATIHAH

Bismillahirrahman-nirrahim,

Anakku, Muhammad Sayyid H & Aisyah Putri N khususnya, yang sedang belajar melakukan "puasa", papah ingin mengatakan kepada kamu berdua, papah bangga ama kamu, karena kemarin saat kalian sakit saat puasa, dan papah minta kalian untuk "berbuka" saja, kalian berdua menolak nya, hanya karena kalian berdua tidak ingin dikatakan "batal" puasa nya...Subhanallah, begitu takutkah mereka pada sebuah kata "batal puasa" yang sedang mereka pahami, sebagai sebuah "kesalahan"...??? padahal jelas2 mereka sedang sakit..?? Papah hanya bisa berdoa, semoga apa yang kalian yakini, merupakan sebuah "kebenaran", karena papah juga yakin bahwa tidak ada pemaksaan dalam "menjalankan ibadah".

Sebuah ajaran, apalagi sebuah ajaran kebenaran dalam Islam, harus diterima dengan hati terbuka, dan perasaan ikhlas dalam pelaksanaan nya, disitulah letak sebuah "ibadah yg berkah". Pertanyaan yang muncul sekarang, adalah bagaimana "mewujudkannya" dalam proses kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi sebuah "kebiasaan". Ternyata kuncinya terletak pada sebuah kata "Afirmasi" (menanamkan kedalam sub conscious mind / alam bawah sadar kita) tentang sebuah "komitment kehidupan" secara menyeluruh & konseptual, yaitu dalam sebuah mukadimah & intisari Al-Qur'an itu sendiri, Al-Fathihah.

7 Kalimat pendek yg sudah menjadi "biasa" namun "luar biasa" ini, sering kita lupakan, bahkan sering kita lalaikan, manakala kita tidak "menyelami nya" dengan sungguh-sungguh setiap kalimat & arti yang terkandung didalam nya. Secara pribadi Papah sedang mencari kata yang aplikasi nya harus "tuntas" terkait dengan proses "pembelajaran & pelaksanaan" amanah yg sedang saya pegang, yaitu "Ihdinass-sirrotol Mustaqim" - "Tunjukilah kami Jalan yg Lurus".

Apa itu Jalan Lurus ...?? Papah harus jujur katakan, bahwa 30 X Puasa / lebih, Papah sendiri sedang mencari & mengamalkan, apa itu "Jalan Lurus", karena memang, perjalanan kehidupan itu sesungguhnya "bukan merupakan jalan yang seluruhnya lurus", dan distulah pentingnya kita sebagai manusia, terus diminta untuk melakukan afirmasi, minimal 17 X sehari, untuk kembali diingatkan, "Apakah kita memang benar2 meminta petunjuk ttg Jalan Lurus..??".

Secara sederhana, Jalan lurus, ibarat Jalan Tol, yang bebas dari kemacetan, dan terhindar dari lubang & kondisi rawan nya pencurian & penodongan di jalan, namun sering terjadi, kita hanya Focus pada "jalan lurus" itu sendiri, tanpa tahu & sadar bahwa yg penting adalah "TUJUAN NYA". Lalu kamu mungkin bertanya, Lalu apakah ada sebuah Jalan yg Lurus, namun relatif tidak lebih baik dibanding "jalan biasa".. jawaban nya "ADA..!!".

Sebagai ilustrasi, terkadang waktu yang papah tempuh dalam perjalanan pulang -pergi kerja di Jalan Tol, terkadang, pada waktu-waktu tertentu relatif jauh lebih macet dibanding jalan biasa, sehingga waktu yang ditempuh dari kantor ke rumah (atau sebaliknya) relatif lebih cepat dari waktu yang dilalui, seandainya kita TIDAK melewati jalan Tol, dan kondisi spt itu menunjukan bahwa ternyata Jalan biasa relatif lebih effektif dibanding Jalan Tol.

Itulah mengapa penjelasan ttg sebuah Jalan lurus, di jelaskan dengan gamblang & jelas, dalam Al Fathihah, yaitu Jalan orang2 yang telah diberi ni'mat oleh Allah...Apakah ni'mat & anugrah yg dimaksud adalah ni'mat & anugrah di dunia ini..?? bisa jadi sebagian kecil benar, namun secara jujur & benar, ni'mat & anugrah yg sesungguhnya, belum bisa di lihat, belum bisa di dengar, dan belum bisa dirasakan oleh kita semua dalam kehidupan di dunia ini.... Lho koq bisa...??? yach... karena ni'mat & anugrah terbesar dari maksud Al Fathihah sesungguhnya, berada saat kita sudah meninggalkan dunia yang fana ini... Yang Maha Raja nya... adalah Maha Raja di hari kemudian (Malik-yaumuddin)... bukan dihari ini (saat kita ada di dunia).

Kamu mungkin akan bertanya, susah dong meminta sesuatu yg kita sendiri tidak mengetahui rasa & nikmat nya.... Itulah kenapa kita butuh Afirmasi 17 X Sehari, dan Papah pun, sudah melakukan lebih dari 180.000 afirmasi dalam kehidupan papah, namun sampai saat ini, masih terus "mencari" dan "mencari"... seperti apakah "kenikmatan itu rasa nya...".

Diperlukan "kecintaan Luar biasa" untuk sebuah "pencarian hakikat kata Jalan Lurus" agar kita tetap bisa "menemukan Jalan itu", Ibarat kamu sekalian membeli polis asuransi jiwa, dan konsisten terus membayar nya, demi sebuah kenikmatan yang kita sendiri tidak mengetahui "rasa" nya, bahkan bisa jadi, "kenikmatan Polis asuransi ternyata dirasakan oleh orang lain".

Tapi kenapa hal spt itu bisa dilakukan oleh banyak orang..?? karena Cinta & Kasih Sayang.




a

Tidak ada komentar: