Jumat, 28 Mei 2010

Mental keberlimpahan & Mental Kekurangan

Bismillahirrohman nirrohim,

"Seorang berfikir besar dahulu, baru akan menghasilkan karya2 besar" itu jawabku saat berdiskusi kemarin dengan P Eri Kristiawan (MBDI) saat mempertanyakan sebuah case dimana seorang CEO Trakindo katakanlah membuat proyeksi bisnis kedepan, karena banyak diantara kita terkadang melihatnya dari sudut pandang terbalik, dimana Orang besar/ orang kaya yg menghasilkan kebesaran/Kekayaan.
Sering juga kita temui adanya jargon "Partai nya Wong Cilik", yang menurut hemat saya sangat tidak mendidik, kenapa tidak dibuat "Partai Pengusaha Kaya" misalnya. Apakah karena kondisi Objektif masyarakat kita yang masih banyak menjadi "wong cilik" sehingga layak dijadikan "Tag line"???m

Seharusnya generasi kita sekarang harus mentransformaikan pikiran dan mental kita untuk mau berubah menuju sesuatu yang lebih baik. Jaman berubah, teknologi berubah, dan situasi berubah... Apa yang terjadi saat ini mengharuskan kita untuk merubah mental dan hati pikiran kita untuk menghadapi situasi saat ini dan kedepan.

Orang2 seperi Ayah Edi, Pri GS, Arfan Pradiansyah,Bong Chandra, Jansen Sinamo,Tung DW, adalah triger untuk transformasi perubahan mental kita. Banyak program2 ditawarkan untuk mempercepat akselerasi perubahan tersebut, namun semuanya hanyalah partial dan kurang mendasar menurut hemat saya, ibarat manusia itu adalah sebuah Komputer, maka bukan hanya Software nya saja yang harus di Upgrade (Windows 7 misal nya), namun untuk menhasilkan Performance terbaik, maka processor nya (Pentium 4 ke Dual Core) dan bahan dasar processor nya memang harus "diganti".

tulah Rahmat Tuhan yang diberikan di dunia kepada kita, dalam bentuk "Ujian dan Musibah", karena apapun bentuk Ujian (baik/buruk) dan musibah (krn ulah kita/ulah orang lain) pada dasarnya adalah "Tools Upgrading" untuk merubah mental kita, agar kita menjadi orang yang terus memberi...atau malah sebaliknya, akan terus menerima...Untuk kasus ini, sampai saat ini kakak Iparku menempati posisi terakhir, sebagai manusia yang bermental menerima...itupun krn salah didik Ibu nya, yg menciptakan mental tsb.

Salam, RM

Tidak ada komentar: