Jumat, 14 Januari 2011

Suatu yang terlihat mata adalah sementara, dan yang tidak terlihat adalah Abadi

Bismillahirrohmanirrohim,

Sebenarnya judul diatas adalah sepenggal pemahaman Helen Keller terhadap kitab suci Injil, dimana minat membaca pada sejarah yang lebih nyata mengilhami dia untuk menerima kenyataan bahwa ada sebuah keabadian dalam sebuah kata. Dia Buta, tuli dan bisu, namun kata2 bisa dibaca nya menggunakan tangan dengan tekanan, intonasi dan frequensi dari lingkungan dia belajar.

Helen Keller, hidup dimasa tradisi membaca dengan buku sangat sedikit dinikmai oleh manusia, dengan keterbatasan yang dia miliki alam semesta ternyata mendukung nya...Pengetahuan adalah Cahaya, ini menurut nya dan ini tercatat dalam Ajaran Islam : Al Ilmu Nuur...Mata, telinga, dan suara adalah alat dari kata-kata, sementara kata kata dah susunan hurup adalah rangkaian kata, pemahaman adalah hal lain.

Mencoba memahami seorang yang diberi keterbatasan dalam 3 indra utama yang di "tahan: oleh Nya, namun tidak menghentikan hasrat nya pada Ilmu, menjadi pemicu besar kita2 semua untuk bisa membaca dan memahami alam semesta dengan Panca Indra kita yang sempurna, Ya Tuhan jadikan kami orang2 yang bermanfaat untuk orang lain dalam kehidupan yang pendek ini.

Saat ini ujian yang dihadapi kakek (P Edi Soetanto) adalah tidak bisa melihat, menurut saya, ini adalah sebuah periode awal yang baik untuknya agar dia bisa melihat keabadian hdiup sesungguhnya, seperti apa yang dilihat seorang Helen Keller dalam memahami Injil.

Al-Quran banyak mengajarkan ini, khususnya dalam surat Al fathiha, dimana dijelaskan disana bahwa Allah adalah Raja di hari kemudian, kenapa tidak dijelaskan bahwa Allah adalah Raja pada seluruh hari, namun hanya Raja di hari kemudian...??karena dia memberikan RUH yang tertanam didalam jasad kasar ini, RUH yang tersembunyi dalam badan yang lemah dan rapuh ini, RUH yang terkadang hanya tersimpan dan tersembunyi dalam jiwa2 kita yang sedih..RUH yang sebenarnya adalah sebuah kekuatan, RUH yang sebenarnya adalah MOTOR kehidupan, untuk bisa mandiri.. dan berkesimpulan sendiri. karena dunia dan isinya (termasuk RUH yang ada dalam diri kita semua) ibarat sebuah permainan / sandiwara pendek.

Dihari kemudian (hari setelah kematian kita nanti), hari dimana setiap orang pasti menghampiri..disitulah sebenarnya kehidupan dimulai..kehidupan yang abadi..seperti saat kita terlahir di alam dunia, setelah kita merasa mati dalam alam rahim.

Wassalam, Rois Muslim
Renungan melihat Kehidupan Abadi

Tidak ada komentar: