Sabtu, 28 Februari 2015

MEMBELI WAKTU DENGAN MIMPI



Bismillahirrohman nirrohim

Kenapa aku tulis tulisan diatas ..?? ternyata ini adalah refleksi kehidupan saya di minggu ini, dimana saya memutuskan untuk Resign (Pensiun Dini) untuk memulai kehidupan baru sebagai WIRA Swasta (Wira artinya kan Gagah berani, artinya saya sudah menunjukan Keberanian saya didalam memutuskan hal ini), adapun waktu (timming nya) yg dinilai oleh sebagian rekan2 ku, even oleh anaku sendiri, dibilang terlalu cepat. Timing ini mungkin bisa relative, karena bisa jadi bahkan sudah terlalu terlambat ..krn usia saya sudah semakin tuwir/tua  …??? Wakakakak .. tapi apapun yang orang bilang.. Keputusan ini sudah dipikir matang, bahkan sudah di diskusikan oleh semua kepentingan (walah … sok Penting loh ..!!).

Ibarat Kehidupan itu adalah sebuah transaksi (Karena Al Qur’an juga mengibaratkan Kehidupan itu ibarat melakukan transaksi – “maka sebaik baik transaksi adalah membeli Allah swt dan Rosulnya “), maka Trading adalah menukarkan sesuatu dengan sesuatu yg lain, menukarkan “Value” yang kita miliki dengan niat “mendapatkan value” lain. Hidup itu sendiri adalah Trading … termasuk KERJA dan aktifitas yang saya lakukan lebih dari 20 tahun, dengan berpindah pindah tempat kerja, saya menukarkan kemampuan, waktu, daya, pikiran dsb untuk sebuah Penghasilan & pengakuan social di masyarakat … Sekarang saat nya berhenti sejenak untuk menoleh dan melakukan introspeksi dan retropeksi secara total.

Ini bermula dan diawali oleh  sebuah MIMPI … yang terus membengkak dan ranum, sehingga diibaratkan SUPERNOVA, saat ini muncul, meledak … dan tak bisa dicegah…. Pengajuan pensiun dini secara resmi. Sejak th 2013 (saat Mimpi itu saya tulis, ibarat dia terus mengejar untuk di Wujudkan…maka nya Hati2 dengan Mimpi anda kawan …!! Mending lanjutkan Tidur panjangmu… Ngga usah bermimpi bila perlu..!! hahaha…)

Apa sih yang saya cari..?? ternyata saya melihat dan merangkumnya hanya dalam satu kata …WAKTU. Saya ingin memiliki WAKTU yang sesuai dan cocok dengan JIWA dan Passion saya, contoh : ternyata bercengkerama dan berdua dengan istri itu memang enak dan nikmat justru di waktu-waktu dimana semua orang justru pada sibuk dengan semua aktifitas nya (Jam 08.00 sd Jam 10.00 pagi) ..anak2 pada belajar di sekolah.. temen2 pada kerja dan bermacet macet di jalan…. Rasa nya enak kalo di waktu itu kita justru sedang bercengkerama dan berdua dengan istri.

Mengantar anak (Sulthan) ke sekolah, dan menjemput nya pas Siang hari (Jam 12.00) … mengantar istri ke pasar sambil belanja…. Dan TIDUR SIANG. Karena kata orang tua, tidur siang itu Sehat …hehehe..Rasanya WAKTU itu, ibarat barang langka saat ini, karena dia ada, namun terkadang sulit untuk diisi dan dinikmati dengan Sempurna… Waktu yang mengatur kita, bukan sebaliknya kita yang memiliki Waktu itu… Saya tersandera oleh Tuntutan Hidup, dan menjual waktu saya untuk sebuah “Kewajiban”.

“Kasih saya Waktu 1,5 tahun untuk membutuhkan kalau keputusan ini BENAR …!!” itu statemen saya di depan anak2 dan istri saya, untuk berpindah kuadran kehidupan yang kami lakukan lebih dari 20 tahun…sebuah keputusan yang tidak mudah, dan membutuhkan banyak sekali pertimbangan … namun pada akhirnya akan kembali kepada saya, apakah saya akan mewujudkan dan konsisten untuk terus berjuang  (khususnya dalam masa2 transisi dimana kebiasaan lama umumnya akan terbawa, dan menemukan Irama kebiasaan baru yang sedang saya cari), dan ternyata memang BEDA.  Itu dapat dilihat dari Perencanaan yang harus saya lakukan dalam mengisi WAKTU tersebut.

Harga yang harus dibayar untuk membeli WAKTU itu memang MAHAL sekali.. misalkan saya harus memutar otak, sejak th 2008 untuk membiasakan nya, untuk mempersiapkan nya dengan segala daya dan upaya …. (jadi keputusan ini bukan keputusan yang mendadak, tapi sudah diperhitungkan dan dipersiapkan sejak lama bro…!!!) …tadinya saya hanya focus dengan Cash Flow (yang memang menjadi barrier terbesar, khususnya untuk memback up kebiasaan2 lama yg memang sudah terbiasa kami lakukan bersama)….Bahkan Anaku Arika bilang kepada Adiknya “ Yid, siap2 loh… kalo Papah mu memulai usaha, kita akan tidak mudah meminta sesuatu lagi …!!! Hahaha…. Kalau itu memang membuat kehidupan mereka nanti akan jauh lebih baik, kenapa tidak ..??

Pada akhirnya berfikir sederhana, membuat Focus saya harus berubah dari Cash Flow menjadi sesuatu yang lebih besar dari itu… Apa sumber Cash Flow = ASSET (Tangible Asset). Saya berfikir dan mencoba berhitung sejauh mana saya bisa menciptakan Asset yg Cash flow nya bisa menutupi semua Kebutuhan & kewajiban saya sebagai Kepala Keluarga… VS … Mimpi th 2018 saya. Ternyata berakhir dengan kata ANGKA dan KODE.

Ha..!!!!  Angka ..!!! iya, coba bayangkan berapa angka yg anda pilih Antara 2 kurs mata uang, USD 1,000,- dan Rp. 8.000.000,- ?? saya akan memilih yang pertama, walaupun Cuma 3 digit disbanding yg kedua. Dan untuk menciptakan USD 1,000,- menjadi USD 10,000,-  sebenarnya hanya menambahkan angka “0” dibelakang nya kan ??? semudah itu…. Yang susah kan mencari dan menemukan cara nya …hahahaha….

Sejak 2008 sampai 2014 saya mencoba mencari Rahasia itu (gile… 6 th lebih hanya untuk mencari dan menemukan cara menambah digit 0 dibelakang angka yg kita inginkan ..??  itu fakta yg sulit dibantahkan. Dan kunci semuanya ternyata ada di dalam Al Qur’an (Surat Al Akhkaf – ayat 15), surat ke 46 .. yg bermakna Bukit2 pasir … Pusing kan ..?? Yah… saya aja pusing nya udah 6 th lebih mencari nya…

Inti nya di Ayat ke 15, hanya 1 kali Al Qur’an menyatakan angka yg menurut saya AJAIB… Angka 40 dan itu sesuai dengan USIA awal Dewasa seseorang … Apa kaitanya dengan Digit “0” dengan angka 40 ..??? ternyata Justru di Ilmu Matematika saya menemukan kaitan nya … Teori Fibonanci yg menjelaskan dengan sederhana kenapa Angka 40 begitu PAS menjadi awal seseorang menjadi Sempurna.

Udah deh…. Saya 6 tahun aja baru menemukan nya, dan ngga mungkin saya menjelaskan nya dalam 1 tulisan ini, nanti th 2019, kalau itu benar2 terjadi, Insya Allah saya akan menulis buku ttg hal itu.

Apa harga yang bernilai (punya “Value tinggi” yang saya miliki saat ini untuk bisa membeli WAKTU yang berharga itu …??? Ternyata saya punya MIMPI … mimpi yang Insya Allah akan meringankan beban Pemerintah kita ?? loh kok bisa …?? (maka nya saya bilang Mahal….Hadeh !!!)

Dari Fakta yang ada saat ini di Negri kita tercinta ini, ternyata kurang dari 1% penduduk kita yang terlepas dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), yang kalo Bank menyimpan dana orang2 yg dibawah 1% itu, maka Uang nya Hilang dan tidak dijamin, sementara 99% Penduduk kita terjamin dari LPS… karena dana yg tersimpan di Bank milik 1% orang ini berjumlah 90% lebih, disbanding dana yg dimiliki oleh 99% lebih penduduk kita, yang total keseluruhan nya hanya 10% saja. Karena Deposito milik 1 % orang ini, minimal Rp. 5 Milyar.  Penduduk di Negri ini yang memiliki simpanan CASH diatas Rp. 5 Milyar, tidak dijamin oleh LPS … sementara 99% penduduk kita masih dijamin LPS … saya ingin menjadi yg 1 % di th 2018.. itu mimpi saya, yang saya tulis di th 2013…ada waktu 5 th untuk mewujudkan nya.  

Konsep dan mimpi yang sederhana tapi MAHAL menurut saya, dan itu saya tulis dalam time frame kehidupan yang Insya Allah saya jalani… di th 2018 … Gila ..!!!  Gimana cara nya …??? … saya Cuma bisa berucap… Mimpi itu Gratis, yang susah itu kan mewujudkan nya ..!!!

Bagaimana mewujudkan nya …??? Sementara waktu terus berkurang … 2018 sebentar lagi !!!!.
Akhirnya saya harus memulai.. karena saya yakin, satu langkah untuk memulai adalah segala nya … dengan modal Bismillahirrohman nirrohim …. Insya Allah April 2015 saya akan pindah kuadran… sebagai Wirausaha mandiri … Pindah total dari kuadran yang ada saat ini … hanya untuk membeli WAKTU dan menjual MIMPI itu…. Pertanyaan nya, kalau saya menjual Mimpi saya, lalu akan HILANG dong MIMPI itu …???

Ternyata MIMPI itu memang saya jual, tapi dia tetap ada di tempat nya… di dalam hati dan Pikiran saya, dan Insya Allah kalau 2018 nanti terwujud…. Mimpi saya baru TERJUAL lunas …!!!  Dan insya Allah bisa ditularkan dan di ikuti oleh orang lain…minimal oleh anak2 saya sendiri. … Transaksi yang Adil.

ITU ….


Kamis, 19 Februari 2015

Life is Beautiful .... (Copas By AF)

Ini catatan saya (copas dari Mas AF) yg saya sunting di facebook saya 08 Nov 2009. Masih relevan, ditengah kebisingan dan Dinamika kehidupan yang semakin tinggi intensitas nya... selamat menikmati.

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. “Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ”Sang Guru bertanya.

“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, ” jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.” Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata Sang Guru. “Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.” Si murid pun melakukannya.Wajahnya kini meringis karena meminum air asin. “Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru. “Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. “Sekarang kau ikut aku.”
Sang Guru membawa muridnya ke telaga di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke telaga.” Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke telaga, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan guru, begitu pikirnya.
“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir telaga. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air telaga, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya.

Ketika air telaga yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya?” “Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, telaga ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air telaga ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. “Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?” tanya sang guru “Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi.
Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air telaga sampai puas.

“Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam, mendengarkan. “Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan hati dalam dadamu menjadi seluas telaga agar kau bisa menikmati hidup”